Rabu, Januari 02, 2008

Pemprov Panggil Investor Jalan Tol

Pemprov Panggil Investor

Koran Rakyat, Surabaya
Pemprov rupanya penasaran melihat proyek tol tengah kota Aloha-Perak yang tak kunjung dimulai. Hari ini, PT Margaraya Jawa Tol (MJT) dipanggil untuk ditanya soal kelanjutan proyek Rp 6 triliun lebih itu.

"Kalau dalam pertemuan itu investor menyatakan angkat tangan, skenario mencari investor baru akan dijalankan. Tapi, kalau investor masih komit dan sanggup memenuhi persyaratan, termasuk menyerahkan jaminan, silakan diteruskan," jelas Asisten Bidang Pembangunan Setdaprov Chairul Djaelani.

Sebelumnya, Departemen PU menetapkan PT MJT sebagai investor tol tengah kota. Yakni, mulai Aloha-Wonokromo-Perak sepanjang 18,6 kilometer. Kemudian, dibuatlah perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) antara investor dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Departemen PU.

Dalam PPJT bernomor 07/PPJT/VII/Mn/2007 tertanggal 19 Juli 2007 itu, PT MJT dibebani tiga jaminan. Yakni, jaminan pelaksanaan (10 persen dari nilai proyek), jaminan pembukaan rekening tanah, dan penyetoran dana tanah tahap pertama sebesar lima persen. Proyek jalan tol dengan nilai investasi Rp 6,4 triliun tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada 2010.

Menurut Chairul, hingga saat ini, belum ada aksi dari investor tol tengah. Pihaknya belum menerima laporan apa pun mengenai terhentinya proyek tersebut. "Yang jalan hanya tol Waru-Juanda. Tol tengah nggak ada kabar," jelasnya.

Chairul menjelaskan, investor mestinya terbuka dengan pemprov atau pemkot. "Kalau memang ada masalah keuangan atau pembahasan lahan, kami siap membantu kok. Kalau diam saja seperti ini, jadi bingung kan," katanya.

Terkait dengan permasalahan pendanaan, Chairul mengatakan ada beberapa solusi. Di antaranya, memamasukkan pemodal lain dengan membentuk konsorsium baru sehingga investor dapat suntikan dana segar atau lewat bantuan pemerintah. Solusi lain yang ditawarkan adalah meminta pinjaman lunak dari negara lain atau sindikasi perbankan nasional.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Edy Wahyudi sepakat dengan solusi yang ditawarkan pemprov. Menurut dia, solusi terbaik untuk mempercepat pembangunan tol tengah adalah konsorsium baru. "Paling aman adalah membentuk konsorsium dari BUMD yang ada," jelas Edy.

Edy beralasan, BUMD memiliki jaringan yang luas, baik dengan investor dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian, masalah pendanaan tidak akan terjadi. Selain itu, penunjukan BUMD tidak akan memakan waktu lama layaknya pergantian investor. Proyek pun bisa cepat dijalankan. "Tinggal membuat PP (peraturan pemerintah, Red), jalan sudah. Kalau menunjuk investor baru, kan harus pakai tender, paling tidak satu tahun baru bisa jalan," tegasnya. (on)

Tidak ada komentar: