Selasa, November 25, 2008

Diundur Putusan Sengketa Pilkada Jatim


KRC, JAKARTA -
Mahkamah Konstitusi (MK) kembali mengadakan sidang sengketa pilkada Jatim kemarin (25/11). Sidang keempat itu hanya butuh waktu sekitar 30 menit. Seperti diduga sebelumnya, putusan hakim masih belum diketok, ditunda hingga minggu depan.

Menariknya, dalam sidang kemarin, hakim MK masih memperdengarkan bukti rekaman pihak pemohon, yakni pasangan Kaji (Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono). Padahal, kesimpulan telah disampaikan masing-masing pihak kepada hakim MK.

Pemohon, termohon (Komisi Pemilihan Umum/KPU Jatim), dan pihak terkait (pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf/ Karsa) telah menyerahkan materi kesimpulan pagi sebelum sidang.

''Menurut kami, sidang kali ini unik. Sebab, sidang masih memutar ulang rekaman percakapan antara saksi pemohon dengan seorang kepala desa (kepala Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Red). Padahal, kami telah menyampaikan kesimpulan. Harusnya hakim langsung memberikan putusan setelah kesimpulan diserahkan,'' ujar Trimoelja D. Soerjadi, kuasa hukum Karsa, usai sidang sengketa pilkada Jatim di gedung MK kemarin.

Kuasa hukum termohon, Fahmi Bachmid, juga mengaku heran atas pemutaran ulang rekaman tersebut. ''Ini fenomena menarik. Kesimpulan sudah disampaikan, tapi masih ada sidang yang memutar ulang rekaman dari pihak pemohon,'' ungkapnya usai sidang.

Lantas, mengapa hakim MK masih memberi toleransi memperdengarkan bukti rekaman dari pemohon? Tampaknya, nama Ketua MK Mahfud M.D. sempat disebut-sebut dalam rekaman itu.

Rekaman yang diputar tersebut adalah percakapan antara Edy Sucipto (saksi dari pemohon) dengan Moh. Nizar Zahro yang disebut pemohon sebagai kepala Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan.

Berikut cuplikan isi percakapan antara Edy Sucipto dengan Nizar Zahro:

Edi: Ini nanti kalau ke MK ini ganti Karsa yang menang bagaimana kira-kira, ee apa Kaji yang menang...

Nizar: Ini lho Mas Edi ya. Prediksi politik saya MK itu kan Mahfud M.D. Mahfud M.D. itu asal orang Sampang. Dia sangat dekat sekali dengan bos saya Bapak Fuad Amin. Sungguh sangat ironis sekali kalau Pak Mahfud membatalkan kemenangan Karsa. Saya yakin dengan feeling politik saya. Si Fuad ini sudah jitu feeling politiknya. Saya yakin tetap dimenangkan Karsa. Kalaupun diulang, itu hanya TPS-TPS yang tidak memengaruhi.

Sebagai catatan, Fuad Amin yang disebut dalam percakapan tersebut adalah bupati Bangkalan yang juga ketua Dewan Syura DPW PKB Jatim kubu Gus Dur. Dalam pilkada Jatim, PKB mendukung Karsa.

Mahfud M.D. setelah sidang memberikan keterangan bahwa dirinya tidak merasa apa-apa atas adanya rekaman pembicaraan tersebut. ''Isinya hanya dugaan bahwa Fuad Amin akan memengaruhi saya agar Karsa menang di MK,'' ungkapnya.

Dia mengaku dirinyalah yang meminta agar rekaman itu diputar dalam sidang. ''Itu (pemutaran ulang rekaman dari pemohon, Red) atas permintaan pleno dan saya minta (rekaman, Red) itu disetel agar terbuka, sehingga sebagai alat bukti, kalau muncul dalam pertimbangan hakim, itu memang sudah (pernah) muncul di sidang,'' jelas Mahfud.

Bukti rekaman tersebut sontak ditanggapi keberatan oleh termohon dan pihak terkait. Fahmi Bachmid berkeberatan karena tidak jelas menerangkan berapa jumlah suara Kaji yang hilang. ''Tidak ada satu pun angka (dalam perbincangan) yang membuktikan pemohon kehilangan suara,'' tegasnya.

''Ketua, saya minta kepada pemohon untuk membuktikan, apakah dalam bukti rekaman suara tersebut dijelaskan dan dijabarkan soal selisih suara. Kalau ada, berapa jumlah selisihnya, terjadi di TPS mana, berapa hitungannya?'' ujar Fahmi.

Mendapat pertanyaan tersebut, kuasa hukum pemohon, M. Ma'ruf, menyatakan pihaknya justru membongkar kecurangan secara sistemik yang terjadi di beberapa daerah dan melibatkan aparat setempat. Kalau terjadi kecurangan sistemik, kata dia, otomatis jumlah suara akan terpengaruh. ''Justru yang kami bongkar adalah kecurangan sistemik yang memengaruhi hasil penghitungan,'' katanya.

Pihak terkait, melalui kuasa hukumnya, Todung Mulya Lubis, juga berkeberatan atas bukti rekaman tersebut. Dia menuturkan, para pihak yang hadir dalam sidang tersebut bukanlah ahli telematika. Karena itu, Todung meminta ada pembuktian telematis atas rekaman tersebut. ''Mungkin perlu dihadirkan pakar telematika seperti Roy Suryo,'' ungkapnya.

Permintaan Todung tersebut dijawab tegas kuasa hukum Kaji yang lain, Andi M. Asrun. ''Kami siap melakukan uji validitas dengan mendatangkan ahli telematika,'' jelasnya.

Soal keinginan mendatangkan ahli telematika, Ketua Panel Hakim Maruarar Siahaan menyatakan pihaknya akan membicarakan kemungkinan tersebut dalam forum rapat permusyawaratan hakim yang dihadiri sembilan hakim konstitusi. ''Mendatangkan pakar telematika kami tampung dulu,'' ujarnya.

Sebelum menutup sidang, Maruarar menjadwalkan sidang putusan sengketa pilkada akan dibacakan Selasa (2/12) pukul 16.00.

Cawagub Saifullah Yusuf menambahkan, rekaman pembicaraan telepon antara Edy Sucipto dengan Nizar Zahro tersebut masuk kategori gosip. ''Itu bersifat gosip. Siapa pun bisa nggosip seperti itu. Jadi, tidak ada relevansinya,'' tegasnya.

Selain itu, kubu Karsa telah mengecek dan mendapat fakta bahwa Nizar ternyata sudah bukan kepala desa di Pesanggrahan, Kwanyar, Bangkalan. Sejak 8 Agustus 2008, dia demisioner dari jabatannya. Padahal, dalam sidang, kuasa hukum Kaji, M. Ma'ruf, menyatakan bahwa Nizar masih menjabat kepala desa. (ayu)

Rabu, November 12, 2008

KH. Idris Marzuki : Kemenangan Karsa Setelah Ia Bisa Laksanakan Janjinya Perbaiki Jatim Oleh Karenanya Saat Ini Harus Disikapi Bijak


KRC, Kediri -
Kemenangan Karsa bukan saat ini, tapi saat dia memimpin bisa melaksanakan janjinya atau tidak, oleh karenanya masyarakat maupun tim Karsa diminta tak berlebihan dan bisa mensukuri kemenangan dengan bijak.
Sementara ungkapan syukur terjadi dibeberapa daerah dengan cara menggunduli kepala, yang dilakukan pendukung pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa).
KH.Idris Marzuki yang dikenal pendukung berat KarSa tersebut justru meminta kemenangan tidak perlu dirayakan dengan berlebihan apalagi hingga menyinggung perasaan orang lain.Yang penting Karsa harus bisa melaksanakan program dan janjinya yang telah dikampayekan.

"Sikapilah kemenangan KarSa dengan arif. Tidak perlu berlebihan dan akan lebih baik apabila dilakukan dengan cara yang bijak," kata juru bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Nabil Haroen kepada wartawan dihubungi, Rabu (12/11/2008).

Meski demikian, Nabil tidak menyebut cara menggunduli kepala adalah sesuatu yang berlebihan. "Itu hak mereka dan saya berfikir itu kreatifitas mereka. Saya mewakili Kiai Idris Marzuki hanya berpesan agar apa yang kita lakukan tidak sampai menyinggung siapapun," jelas Nabil.

"Syukur kan banyak caranya, dan sebagai salah satu pendukung KarSa kami tentu sudah melakukan ungkapan syukur. Tapi seperti apa bentuknya, kan tidak harus kami publikasikan," tegas Nabil.

Terkait pengajuan protes kubu Khofifah Indar Parwansa-Mudjiono (KaJi) yang menolak hasil penghitungan KPUD Provinsi Jatim, Nabil mengaku semua harus dicarikan solusi secara bijak.

"Kalau mereka memang protes, lakukan dengan cara yang baik. Saya berfikir aparatur hukum kita pasti akan memberikan keputusan yang terbaik, apabila kita juga mengajukan keberatan kita dengan baik pula," ungkap Nabil.(dl)

Selasa, November 11, 2008

Kemenangan Berbalik Ke Karsa Walaupun Tipis Pasukan Keamanan Disiagakan Team Kaji Akan Gugat Secara hukum




KRC,SURABAYA
Pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf memenangi putaran kedua pemilihan Gubernur Jawa Timur. Hasil penghitungan resmi oleh KPU Jawa Timur pada Selasa (11/11) sore menunjukkan, pasangan itu memperoleh 7.729.944 suara atau 50,20 persen. Sementara itu, pasangan Khofifah-Mujiono meraih 7.669.721 suara atau 49,80 persen.

"Kalau tidak ada gugatan, KPU akan mengadakan pleno pada 15 November dan menetapkan pemenang," ujar Ketua KPU Jatim Wahyudi Purnomo.

Namun, Sekretaris Tim Pemenangan Kaji M Mirdasy menegaskan, Kaji akan menggugat hasil penghitungan suara oleh KPU. Kaji mengaku memiliki sejumlah bukti penggelembungan suara bagi Karsa. "Kami akan segera masukkan gugatan," ujarnya.
Sedangkan tim Kaji telah menyiapkan sekitar 200 penasehat hukum untuk melakukan perlawanan, karena dianggap perhitungan KPU Jatim tidak fair dan ada penyimpangan, sementara Awal Tim Kaji melalui Quick Count unggul sekitar 1%, yang sempat membuat\ wajah pasangan Kaji berbunga-bunga, tapi setelah perhitungan akhir, ternyata KPU Jatim berdsarkan perhitungan manual telah dimenangkan team Karsa. Sedangkan di hotel Mercure Surabaya saat perhitungan disiagakan pengamanan oleh KOdam V Brawijaya dengan mengerahkan pasukan dari Yonif 500 Raider untuk menghidari hal yang tak diinginkan di Jawa Timur. (eas)

Minggu, November 09, 2008

Trio Bomber Akhirnya Di Eksekusi




KRC, Jakarta
Kejaksaan Agung mengumumkan kepastian eksekusi mati terhadap tiga terpidana mati bom Bali I, 24 Oktober lalu. Amrozi, Imam Samudra alias Abdul Aziz dan Mukhlas akan dieksekusi awal November ini. Jaksa Agung Hendarman Supandji bahkan menegaskan, eksekusi dipastikan sebelum memasuki pertengahan bulan. Kapan eksekusi dilaksanakan menjadi misteri selama dua minggu terakhir. Semua pihak sibuk menerka, dan para pencari berita pun siaga sejak seminggu lalu.
Hingga Senin (3/11), ketiganya masih berada dalam isolasi menuju eksekusi mati. Hari Kamis (6/11) banyak orang menduga eksekusi akan dilakukan. Namun hari Jumat mereka masih Jumatan. Meski eksekusi makin dekat, tim pembela masih berusaha mengeluarkan ketiganya dari jerat hukuman mati. Namun, seluruh upaya hukum yang dilakukan menemui jalan buntu. Tiga pelaku bom Bali itu dieksekusi Minggu dini hari (9/11) pukul 00.15 WIB. Berikut adalah jalan panjang mereka...
Peristiwa ledakan bom di tiga tempat di Bali pada 12 Oktober 2002, menyentak dunia. Tak kurang dari 202 orang dinyatakan tewas, dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka. Tiga bom tersebut meledak dalam waktu yang hampir bersamaan. Lokasinya di Paddy's Irish Bar, sekitar Sari Club dan area Konsulat AS di Denpasar.
Tak sampai satu bulan, polisi menangkap Amrozi pada tanggal 7 November 2002. Ia mengakui terlibat dalam aksi pengeboman tersebut. Dua pekan berikutnya, 21 November 2002, giliran Abdul Aziz alias Imam Samudra yang dibekuk dalam perjalanan saat akan menyeberang ke Pulau Sumatera. Ia diyakini sebagai pemimpin operasi pengeboman. Mukhlas alias Ali Gufron yang merupakan saudara kandung Amrozi, ditangkap pada tanggal 4 Desember 2002. Mukhlas, dikatakan sebagai otak pengeboman.
Tahun 2003, ketiganya mulai dimejahijaukan di Pengadilan Negeri Denpasar. Amrozi mendapat giliran pertama disidang pada 12 Meri 2003, disusul Imam Samudera pada 2 Juni 2003 dan Mukhlas menjalani sidang pertamanya pada 16 Juni 2003. Tuntutan mati terhadap ketiganya dilayangkan jaksa penuntut umum pada bulan Juni dan Juli 2003. Tuntutan jaksa dipenuhi majelis hakim. Amrozi mendapatkan vonis mati pada tanggal 7 Agustus 2003. Atas putusan ini, ia mengajukan banding. Demikian pula dengan Imam Samuder dan Mukhlas yang divonis sama pada 10 September dan 2 Oktober 2003.
Banding yang diajukan ketiganya ditolak oleh Pengadilan Tinggi Denpasar. Upaya hukum lain ditempuh mereka, dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Putusan yang sama pun keluar. Pada awal Januari 2004, MA menolak kasasi yang dimohonkan Amrozi. 19 Oktober 2005, MA kembali menolak kasasi yang kali ini dimohonkan oleh Mukhlas, Amrozi dan Imam Samudera.
Putusan ini tak menyurutkan mereka lepas dari jeratan eksekusi mati. Ketiganya kembali mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung. Hasilnya, mereka kembali harus gigit jari. Sebab, MA menolak PK tersebut.
PK II dan III kembali diajukan pada awal tahun 2008, namun akhirnya dicabut oleh kuasa hukum ketiganya dengan alasan keinginan menghadirkan tiga terpidana di persidangan tak dipenuhi hakim. PK merupakan upaya hukum terakhir yang dapat diajukan para terpidana, setelah mereka menolak untuk mengajukan grasi kepada Presiden.
Upaya uji materi yang dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi pun mengalami nasib sama. Keinginan untuk dihukum mati dengan cara dipancung tak dikabulkan MK melalui putusannya pada 21 Oktober 2008. Pascaputusan MK ini, Jaksa Agung Hendarman Supandji mengeluarkan pernyataan bahwa eksekusi akan dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Rencana ini ditunda dengan berbagai alasan. Hingga akhirnya Kejaksaan Agung memberikan keterangan pers mengenai kepastian eksekusi mati pada awal November.(don/kp)

Rabu, November 05, 2008

Barack Obama Diharapkan Jadi Presiden Pemersatu Dunia


KRC,CHICAGO -
Beruntunglah setiap orang yang diberi kesempatan hidup sampai 4 November 2008. Pada hari itu, sejarah tercipta di Amerika Serikat. Negara superpower yang sedang berada di bibir kehancuran itu kini menemukan momentum kebangkitannya. Sumber harapan itu muncul setelah Barack Hussein Obama, senator muda berkulit hitam yang lahir di Hawaii dari ibu Amerika dan ayah Kenya, menghabiskan empat tahun masa kecil di Jakarta, dan besar di Amerika itu, terpilih menjadi presiden ke-44 AS kemarin.

Menjadi kulit berwarna pertama penghuni Gedung Putih menempatkan Barack Hussein Obama kini sejajar dengan presiden legendaris AS lainnya, George Washington (presiden pertama dan proklamator kemerdekaan), Thomas Jefferson (presiden ketiga dan penyusun deklarasi kemerdekaan), dan Abraham Lincoln (presiden ke-16 yang menghapus perbudakan).

Terpilihnya senator Illinois yang baru berumur 47 tahun itu juga telah menghancurkan rasisme di AS yang 50 tahun lalu masih membuat warga kulit berwarna harus berbagi toilet, tempat duduk bus, dan sekolah dengan tetangganya warga kulit putih.

Fenomena Obama atau Obamanomena itulah yang membuat seluruh dunia ikut merayakan kemenangannya. Latar belakang yang beragam telah membuat Obama menjadi presiden untuk semua. Dari kampung-kampung kumuh di Nairobi, Kenya, tempat kelahiran bapaknya, Barack Hussein Obama Sr, sampai jalan-jalan di Jakarta, tempat masa kecilnya, hingga pusat perayaan di Grant Park, Chicago, seluruh warga bersukacita. Jawa Pos yang sedang berada di kampung halaman Obama itu menyaksikan sebagian besar di antara sekitar 200.000 pengunjung menumpahkan air mata saat Obama menyampaikan pidato kemenangan Selasa (4/11) malam waktu setempat atau kemarin siang WIB.

Setengah jam setelah penghitungan suara menunjukkan perolehan suara electoral-nya telah melewati "magic number" 270 (syarat minimal), Barack Obama tampil di panggung bersama istri, Michelle, serta dua putrinya, Sasha dan Malia. Dalam awal pidato kemenangannya, Obama menegaskan bahwa segalanya mungkin terjadi di AS. Dan, dia telah membuktikannya. "Jika ada seseorang di luar sana yang masih ragu bahwa Amerika adalah sebuah tempat yang memungkinkan segala sesuatu terjadi, yang masih bertanya-tanya apakah mimpi para pendiri bangsa ini masih bisa menjadi nyata di masa sekarang, yang masih mempertanyakan kekuatan demokrasi, malam ini pertanyaan Anda terjawab," kata Obama yang langsung disambut tepuk tangan membahana diselingi teriakan "Yes, We Can" berulang-ulang.

Dengan sportif, Obama juga menyampaikan terima kasih dan pujian kepada "musuh" politiknya selama enam bulan masa kampanye, John McCain. "Kita menjadi lebih baik berkat pengabdian pemimpin yang pemberani dan tidak egois ini. Saya mengucapkan selamat kepadanya (McCain); juga kepada Gubernur (Sarah) Palin. Dan, saya berharap bisa bekerja sama dengan mereka untuk bersama-sama memperbarui janji bangsa ini," ujarnya.

Pada bagian akhir, Obama menyebut semua orang terdekatnya, mulai sang istri tercinta Michelle yang disebutnya "batu karang" keluarga, dan menjanjikan anak anjing baru bagi dua putrinya, Sasha dan Malia, saat tinggal di Gedung Putih nanti, hingga saudara tirinya yang berdarah Indonesia, Maya Soetoro, di Hawaii. Kurang lebih 10 menit Obama menyampaikan pidato bersejarahnya yang terdengar seperti rangkaian kata mutiara itu.

Sebelum Obama tampil di panggung, John McCain lebih dahulu mengakui kekalahannya. Setelah hasil pemilihan di California muncul dan membuat Obama tak akan terkejar, pahlawan perang Vietnam itu memberikan pidato kekalahan di kampung halamannya, Phoenix, Arizona. Di momen yang seharusnya menyedihkan inilah jiwa kepahlawanan McCain terlihat.

Didampingi istrinya, Cindy, dan calon wakil presiden Sarah Palin, McCain menyampaikan selamat kepada Obama dan menyeru para pendukungnya mengakui kekalahan dan tetap berjuang bagi kemajuan AS. ''Wajar malam ini merasa kecewa. Namun, kami merasakan hanya sebentar, kegagalan ini adalah milikku, bukan milik Anda." ujarnya tegas

Dalam pidato singkat itu, dia meminta para pendukungnya maupun pendukung Obama untuk menyatukan perbedaan setelah pemilu. ''Amerika tak pernah mundur. Amerika tak pernah menyerah,'' katanya. (pidato lengkap baca di Halaman Internasional, Red).

Amerika Membiru

Pemilihan presiden AS tahun ini memang penuh warna. Selain menghasilkan presiden kulit hitam pertama, pilihan 130 juta rakyat AS (terbesar dalam sejarah Pilpres AS) juga mengubah peta dukungan pemilih. Hingga tadi malam, negara bagian biru (blue states) yang berarti mendukung Partai Demokrat dengan kandidat Barack Obama terus bertambah. Sebaliknya, negara bagian merah (red states) yang mendukung Partai Republik dengan kandidat John McCain makin susut.

Dari penghitungan suara, terlihat kunci kemenangan Obama atas John McCain adalah menguasai sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran (battlegrouns states), khususnya dua negara bagian kunci Ohio dan Pennsylvania. Selama ini tidak pernah ada presiden dari Republik yang kalah di Ohio.

Dengan dana USD 700 juta (Rp 7 triliun, terbesar lagi dalam sejarah pilpres AS) dan masa kampanye 21 bulan, Obama berhasil merebut daerah kantong Republik, seperti Indiana dan Virginia. Kedua negara bagian itu tidak pernah mendukung kandidat Demokrat dalam 44 tahun terakhir. Ohio dan Florida, yang menjadi pendulang suara vital Presiden Bush empat tahun lalu, juga berpaling ke Obama.

Dari penghitungan total suara (popular vote) yang masuk hingga tadi malam, Obama unggul dengan meraih 52,3 persen suara dan McCain tertinggal 46,4 persen. Namun, untuk penghitungan suara electoral, keunggulan Obama lebih mencolok, yakni 349 berbanding 147. Dewan electoral terdiri atas 538 orang dari 50 negara bagian yang komposisinya sesuai dengan jumlah perwakilan negara bagian di Kongres AS (435 anggota DPR AS/House of Representatives dan 100 anggota senat). Untuk menjadi presiden AS, para kandidat harus mengumpulkan setidaknya 270 suara electoral.

Suara electoral Obama banyak disumbang negara-negara bagian padat penduduk di dekat pantai, seperti California, Washington, New York, dan Florida. Sedangkan McCain didukung negara-negara bagian di pedalaman, seperti Texas, wilayah South, Midwest, dan kawasan Rocky Mountain. Tiga negara bagian yang belum diketahui sumbangan suara electoral-nya adalah Georgia, Missouri, dan North Carolina. Semua negara bagian itu dimenangkan Bush pada 2004.

Kemenangan Obama termasuk telak. Sebagai perbandingan, George W. Bush memenangi kursi presiden dua kali, namun tidak pernah meraih lebih dari 286 suara electoral.

Obama Sihir Dunia

Tak hanya di AS, kemenangan Obama juga "menyihir" dunia dengan janji-janjinya. Di seantero bumi, orang berbondong-bondong memenuhi lapangan, plaza-plaza, ruang terbuka, dan pub-pub untuk menantikan hasil pemilu AS. Dunia seakan diselimuti kesamaan hasrat untuk menjadi saksi sejarah yang akan berkumandang hingga melampaui batas-batas AS.

Di Kenya, tanah asal leluhur Obama, orang-orang membanjiri pesta-pesta semalam suntuk untuk mencermati hasil pemilihan. "Malam ini kita tidak akan tidur," kata Valentine Wambi, 23, mahasiswa University of Nairobi, yang berencana bergabung dengan ratusan mahasiswa lain di Ibu Kota Kenya untuk sebuah pesta pemilu. Sekalipun warga Kenya yakin kemenangan Obama tidak akan banyak mengubah kehidupan mereka, hal itu tidak menghalangi mereka memasang potret Obama di minibus-minibus. Pernak-pernik seperti kaus bergambar Obama dijual di berbagai penjuru Kenya.

Di Moneygall, sebuah desa di Irlandia, pesta kemenangan Obama juga berlangsung meriah. Pasalnya, mengacu pada penelitian disimpulkan bahwa leluhur Obama yang bernama Joseph Kearney bermukim di sana sebelum berimigrasi ke AS.

Di Jerman, hasil pemilu AS mendominasi surat kabar, situs internet, dan televisi. Di Paris, salah satu di antara sejumlah perayaan "kurang sopan" yang direncanakan adalah pesta "Goodbye George" untuk mengucapkan selamat berpisah kepada Presiden AS George W. Bush. "Sebagaimana halnya rakyat Prancis kebanyakan, saya gembira Obama menang karena akan benar-benar menjadi isyarat datangnya perubahan," kata Vanessa Doubine, yang tengah berbelanja di Champs-Elysees, Selasa. Kemenangan Obama diharapkan dapat mengubah citra AS.

Demam Obama tidak hanya mewabah di seantero Eropa, tetapi juga menjalar hingga ke pelosok dunia Islam. Umat muslim mengutarakan harapan, Obama dapat mengedepankan kompromi daripada konfrontasi. "Kemenangan Obama membuat dunia ingin menyaksikan AS memperlihatkan sikap politik yang lebih universal dan kosmopolitan," ungkap Rais Yatim, Menlu Malaysia.

Satu-satunya negara di Timur Tengah yang sedih atas kemenangan Obama adalah Israel. Negara Yahudi itu melihat John McCain punya sikap yang lebih tegas terhadap Iran. Sebagian besar rakyat Israel diyakini mendukung McCain dengan pertimbangan dia akan dapat berbuat lebih banyak untuk melindungi keamanan negara dari lontaran rudal Iran.

Para pemimpin Israel memang selama ini tidak secara terbuka menyebutkan siapa kandidat yang mereka dukung. Tetapi, diam-diam mereka menyampaikan keprihatinan terhadap Obama, yang telah membangkitkan kekhawatiran ketika mengatakan dirinya siap berdialog dengan Teheran.

Demam pemilu juga melanda Vietnam, tempat McCain pernah dipenjara sebagai tahanan perang lebih dari lima tahun. Pesawat yang dikemudikannya ditembak jatuh di Hanoi setelah melakukan pengeboman pada 1967. "Dia (McCain) patriotik," kata Le Lan Anh, seorang novelis Vietnam. "Sebagai tentara, dia datang ke sini untuk menghancurkan negara saya. Tetapi, saya mengagumi martabatnya," kata Le.

Indonesia pasti tak mau ketinggalan. Di negara tempat Obama menghabiskan empat tahun masa kecilnya itu perayaan paling meriah terjadi di Sekolah Dasar Menteng, Jakarta Pusat. Sekolah yang pernah menjadi tempat Obama menuntut ilmu itu beberapa hari terakhir memang terlihat sibuk menyambut pilpres AS. "Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, kita selalu berdoa untuk Barry. Semoga dia menang dalam pemilihan ini," kata Kepala SD Menteng Kuswadiyanto penuh semangat.

Ketika angka-angka di layar kaca menunjukkan kemenangan Obama, ratusan siswa berhamburan ke berbagai arah menuju lapangan meski gerimis mulai turun. Dengan membawa foto Obama mereka meloncat-loncat kegirangan, tak peduli pada hujan. Bagi mereka kemenangan Obama adalah kemenangan mereka. Mereka bangga karena pernah ada murid dari tempat itu yang bisa menjadi presiden AS. (AP/BBC/CNN/eas/don)

Selasa, November 04, 2008

Suara Karsa Mengkuatirkan Kaji Menang Tipis


KRC, Surabaya -

Hasil perhitungan suara sementara yang dilakukan oleh tiga lembaga survei pada Pigub Jatim putaran kedua menunjukan suara pasangan Khofifah-Mudjiono (KaJi) berhasil mengungguli suara pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (KarSa).Sayangnya, meski suara pasangan KaJi unggul tipis dari KarSa, mereka tidak berani memastikan siapa pemenang dalam pertarungan pemilihan gubernur Jatim ini."Kami tidak berani memastikan siapa yang memenangkan pilgub ini. Karena margin of error atau tingkat kesalahan seharusnya 1-2 persen. Namun selisih angka dua pasangan ini kurang dari 1-2 persen," kata Moch Adam Kamil, peneliti Lembaga Survey Indonesia (LSI) kepada wartawan di Hotel Mercure, Jalan Raya Darmo, Surabaya, Selasa (4/11/2008).Data yang berhasil dihimpun wartawan, dari penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survey Indonesia (LSI), pasangan KaJi memperoleh suara sebanyak 50, 44 persen, dan KarSa mendapat 49,56 persen.Jumlah suara itu didapat LSI dari sample 400 TPS yang tersebar di 65 ribu TPS yang ada di Jawa Timur.Sedangkan dari perhitungan cepat Lingkaran Survey Nasional yang mereka lakukan di 400 TPS di seluruh Jatim, KaJi meraup 50,76 persen dan KarSa meraih 49,24 persen.Sementara dari rilis Lembaga Survei Nasional (LSN) yang diterima detiksurabaya.com, pasangan KaJi memperoleh 50,71 persen, sedangan KarSa selisih tipis dengan memperoleh 49,29 persen.(ar)

Masyarakat Jatim di Minta Tunggu Perhitungan Resmi KPU


KRC, SURABAYA

Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yakin ia dan Soekarwo menang satu persen dibandingkan Khofifah-Mudjiono. Namun, pihaknya masih menunggu sampai ada hasil penghitungan resmi putaran kedua Pemilihan Gubernur Jawa Timur dari KPU.
Saifullah mengatakan, hasil sejumlah hitung cepat menunjukkan selisih perolehan suara kedua pasangan calon di bawah satu persen. Padahal, batas kesalahan perhitungan minimal satu persen.
"Saya sudah tanya ke Saiful (Saiful Mujani, Lembaga SUrvei Indonesia), Denny (Denny JA, Lingkaran Survei Indonesia), dan Asfar (M Asfar, Pusdeham Universitas Airlangga). Para pakar survei itu menyatakan sulit sekali menentukan pemenang berdasarkan hitung cepat saja," ujarnya di Surabaya, Selasa (4/11).
Ia juga mengklaim Karsa menang 1 persen dibandingkan Kaji. Klaim itu didasarkan pada hasil penghitungan internal tim Karsa. Namun, tidak diungkapkan penghitungan itu menggunakan data dari berapa TPS.(dd)

Senin, November 03, 2008

Pangeran Charles Masuk Istana Kepresidenan


KRC,JAKARTA

Setelah memberikan kuliah umum di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla beserta menteri Kabinet Indonesia Bersatu di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11) siang, pewaris tahta Kerajaan Inggeris Pangeran Charles mengunjungi Wapres Kalla di Istana Wapres.

Wapres Kalla sampai terlebih dulu di Istana Wapres, pukul 12.10. Tak lama kemudian disusul Pangeran Charles beserta rombongan. Petugas terpaksa menggelar karpet merah secara tergesa-gesa di lobi Istana Wapres, mengingat rombongan Pangeran Charles sudah berada di jalan menuju Istana Merdeka.
Saat sampai di ruang lobi Istana Wapres, Pangeran Charles menandatangani buku tamu yang telah disediakan, kemudian masuk ke Istana dan disambut Wapres Kalla. Selanjutnya mereka berfoto bareng sebelum diajak masuk ke ruang pertemuan.
Wapres ditemani Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Asyumardi Azra dan Deputi Seswapres Bidang Politik Djohermansyah Djohan. Adapun Pangeran Charles didampingi empat orang stafnya.
Pertemuan berlangsung sekitar 12 menit dalam ruang tertutup. Sambil mengoborol berdua, Wapres Kalla dan Pangeran Charles berjalan melintas menuju lobi Istana. Tak ada keterangan resmi dari kedua pejabat tinggi negara itu. Hanya ada foto bersama yang diabadikan para fotografer sebelum Pangeran Charles dan rombongan meninggalkan Istana Wapres.(don)

Penembak Jitu Disiapkan 30 Brimob Tinggal Tunggu Komando Eksekusi


KRC,CILACAP,

SEkitar 30 Brimob penembak jitu yang bertugas untuk mengeksekusi mati tiga terpidana mati Amrozi Cs, sudah disiagakan di sekitar kawasan Cilacap. Begitu ada perintah eksekusi, 30 Brimob pilihan tersebut,telah siap untuk menembak mati Amrozi Cs.

"Iya,tim (brimob) eksekutornya berjumlah 30 orang. Mereka sudah siap," tegas Kepala Biro Operasional Polda Jateng Sahala Palagan di Bandara Tunggul Wulung,Cilacap, Minggu (2/11).

Namun mengenai eksekusinya, pemegang kendali ada di pihak Kejaksaan. Begitu ada perintah dari Kejaksaan, tiga regu eksekutor ini akan menjalankan tugasnya.

Dijelaskan Palagan, untuk pengamanan pelaksanaan eksekusi,telah diterjunkan ke aparat Brimob di Nusakambangan. Secara keseluruhan, kesiapan pelaksanaan eksekusi Amrozi Cs sudah matang.

Di Pusdiklat Kopasus cabang Cilacap,terlihat sekitar 10 truk polisi yang digunakan mengangkut Brimob. Di Pusdiklat tersebut,perahu-perahu karet untuk mengangkut petugas keamanan ke Nusakambangan juga telah disiapkan.
Sesuai UU Nomor 2/Pnps/1964, setiap terpidana mati dieksekusi dengan cara ditembak mati. Setiap terpidana, ditembak oleh satu regu eksekutor yang berjumlah 10 orang. Jika tembakan pertama tidak berhasil mematikan terpidana,maka dilakukan tembakan kedua yang dipastikan bisa mematikan. (es)