Selasa, Desember 15, 2009

Mengkeu Tutup Mulut Soal Dugaan Rekayasa Pajak Grup Bakrie


KRC, Jakarta
— Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan berkomentar atas dugaan rekayasa pembayaran pajak tiga perusahaan di bawah naungan Grup Bakrie sebesar Rp 2,1 triliun.

"Saya tidak mau mengeluarkan statement apa-apa," kata Menkeu, saat ditemui seusai membuka Workshop Peran Nasional Single Window (NSW) Dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional, di Gedung Dhanapala, Depkeu, Jakarta, Selasa (15/12/2009).

Menkeu terlihat seperti "alergi" terhadap pertanyaan wartawan soal dugaan rekayasa pajak Grup Bakrie ini. Pasalnya, ini bukan kali pertama Menkeu tutup mulut soal masalah ini.

Saat membuka acara Sosialisasi Standar Akutansi Pemerintahan (SAP) di Hotel Borobudur, pagi ini, Menkeu bahkan tidak berkomentar sepatah kata pun. Saat itu, wartawan dari berbagai media juga menanyakan hal yang sama terhadap Menkeu.

Namun, Menkeu yang mengenakan setelan blazer berwarna putih tulang ini justru mempercepat langkahnya dan berjalan dengan sangat buru-buru karena harus menghadiri Workshop Peran NSW di Gedung Dhanapala, Depkeu.

Tidak putus asa, di Gedung Depkeu, para wartawan juga menanyakan hal yang sama. Bahkan, sempat terjadi sedikit "kericuhan" dan aksi saling dorong antara wartawan dan ajudan Menkeu. "Boleh enggak (wawancara), kita juga punya hak untuk wawancara. Jangan main dorong-dorong," ujar seorang reporter media televisi karena merasa didorong-dorong oleh ajudan Depkeu.

Mendengar hal itu, Menkeu hanya tersenyum dan langsung menuju lobi gedung. Sejurus kemudian, Menkeu lantas masuk ke dalam mobil dinasnya, Toyota Camry berwarna hitam.

Seperti dilansir Majalah Tempo, Ditjen Pajak tengah mengusut dugaan rekayasa pembayaran pajak oleh tiga perusahaan Grup Bakrie senilai Rp 2,1 triliun. Mereka adalah PT Bumi Resources Tbk senilai Rp 376 miliar, PT Kaltim Prima Coal Rp 1,5 triliun serta PT Arutmin Indonesia senilai 39 juta dollar AS. Kalau terbukti, ini merupakan kasus baru penggelapan pajak di Indonesia, setelah sebelumnya dipegang oleh Asian Agri Group (perusahaan kelapa sawit mili salah satu orang terkaya Indonesia Sukanto Tanoto) , yang diduga menggelapkan pajak selama 2002-2005 sebesar Rp 1,4 triliun.(don)

Minggu, Desember 13, 2009

Denda Mencekik 800 Juta Arema Naik Banding Lawan Komdis



KRC, MALANG –
Kerikil tajam yang mengiringi langkah Arema di puncak klasemen, mulai menyakiti. Kali ini, palu Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, kembali menghantam.
Arema harus menerima sanksi berlipat-lipat. Semua itu dampak dari laga versus Persipura, Rabu (9/12) kemarin di Stadion Kanjuruhan. Gara-gara penonton melakukan aksi main lempar ke lapangan, plus adanya nyanyian yang ‘menyerang’ komunitas suporter lain, panpel mendapat denda Rp 50 juta, plus Rp 15 juta.
Bukan itu saja, Arema harus memainkan satu laga tanpa penonton. Yakni saat menjamu Persib Bandung, pada Sabtu (19/12) mendatang. Jelas, sebuah tamparan hebat, harus dirasakan Arema.
Betapa tidak, laga usiran itu secara otomatis mematikan pemasukan Arema. Angkanya bahkan bisa mencapai Rp 800 juta. Karena Arema versus Persib, adalah salah satu laga yang tergolong bigmatch.
Mendapat perlakuan tersebut, jelas Arema tidak terima. Mereka langsung melakukan banding. Rencananya memori banding akan dikirimkan hari ini.
Direktur Utama PT Arema Indonesia, Gunadi Handoko mengatakan, banding atas sanksi yang diberikan Komdis, memang harus dilakukan.
‘’Tentu saja kami akan melakukan banding. Sanksi yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI sangat memberatkan Arema. Banding atas sanksi ini akan kita lakukan besok (hari ini, Red.),’’ ujar Gunadi kepada wartawan , kemarin sore.
Bagi Arema, sanksi denda dan skorsing laga tanpa penonton ini sangat berat karena jika dihitung dalam rupiah, jumlahnya bisa mencapai ratusan juta.
Gunadi menuturkan, kerugian yang paling besar adalah sanksi skorsing laga tanpa penonton. Dalam setiap laga, Arema bisa mendapatkan pemasukan dari penonton sekitar Rp 725 juta. Kalau skorsing ini jadi dilaksanakan, maka tentu saja Arema harus kehilangan nominal yang sangat besar, bahkan mencapai Rp 800 juta.
‘’Hitung saja berapa kerugian kami kalau memang skorsing laga tanpa penonton jadi dilaksanakan. Dari sanksi denda Rp 65 juta ditambah dengan pendapatan menggelar pertandingan yang ditotal dalam rupiah sekitar Rp 725 juta. Bahkan bisa-bisa kami harus kehilangan uang Rp 800 juta karena laga menghadapi Persib adalah salah satu bigmatch yang mengundang banyak penonton,’’ paparnya.
Arema sendiri akan memperjuangkan persoalan ini dengan sungguh-sungguh. Sebab sanksi yang membuahkan kerugian besar untuk tim sangat memberatkan secara finansial.
Apalagi kondisi keuangan Arema saat ini juga sedang kembang kempis. Jika harus menanggung kerugian sebesar itu, maka akan semakin berat beban yang ditanggung tim yang saat ini sedang berada di puncak klasemen itu.
‘’Kami juga meminta kepada suporter atau penonton pertandingan laga Arema, siapapun dan kapanpun itu, pada saat menyaksikan pertandingan harus bisa tertib dan menunjukkan sportifitas. Sebab kalau mereka tidak bisa bekerjasama dengan kami, kami juga yang akan menanggung rugi,’’ pungkasnya. (vd)

Rabu, Desember 09, 2009

Kapolri : Demo Anti Korupsi Berjalan Lancar



Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (ard).

KRC, Jakarta -
Demo antikorupsi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya dinilai berjalan aman. Bahkan rusuh di Makassar dinilai hanya bagian dari dinamika.

"Alhamdulillah semua kondisi kondusif di daerah. Tentunya Insya Allah sampai nanti. Memang mungkin belum ada yang selesai," ujar Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD).

BHD mengatakan itu usai salat Ashar di Masjid Kompleks Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (9/12/2009). Untuk diketahui, sejak menjabat sebagai Kapolri, BHD salat Ashar di Masjid Mabes Polri baru terhitung dua kali yakni Rabu ini dan kemarin Selasa (8/11/2009).

BHD mengakui memang laporan demo antikorupsi belum lengkap diterimanya. Pihaknya akan mengadakan rapat evaluasi dengan Deputi Operasional Mabes Polri Irjen Pol SY Wenas.

BHD bahkan sempat berterima kasih karena aksi antikorupsi berlangsung damai. "Tentunya ucapan terima kasih kepada semua komponen bangsa yang hari ini semuanya ikut memperingati hari antikorupsi dunia," kata BHD.

BHD juga meminta restu agar Polri, Kejaksaan dan KPK diberi kekuatan untuk memberantas korupsi di Indonesia. "Ini tentunya kita pelihara dan mudah-mudahan situasi kondusif ya. Sudah ada sekarang ini kita pelihara dan akan kita tingkatkan ke depan," imbuh BHD.

Soal rusuh demo Makassar bagaimana? "Itu dinamika, tetapi semua sudah tidak ada masalah," kata BHD singkat.(don)

Minggu, November 22, 2009

Sisi Kanan Pecah Akibat Hantaman Keras Gelombang Musibah Kapal Dumai Expres 10


KRC, Batam
Tragedi tenggelamnya kapal Dumai Express 10 tujuan Batam-Dumai di perairan Tokong Hiu Karimun di ordinat 01 12 500 U dan 103 20 300 T, Minggu (22/11), sementara diduga karena kerasnya hantaman gelombang. Akibatnya, sisi kanan depan kapal terpecah menjadi dua.

"Bagian kanan depan kapal pecah dua," ujar Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun (Danlanal Tbk) Letkol Edwin kepada Tribun seusai dievakuasi di Lanal Tbk.

Menurut saksi korban selamat, Fariz Khairumanah (24), Tomy Gunawan (23), dan Masdianto (29), kejadian ini diawali pecahnya sisi kanan depan kapal yang berada persis di depan bangku yang mereka duduki. Keduanya terperenyak saat mendengar suara keras itu, tak berapa lama bagian depan terlihat sudah terpisah dua. "Saya lihat bagian depan kapal sudah terpisah dua dan saking kerasnya televisi di depan kami sampai terjatuh," ujar Fariz yang diiyakan Tomy di tempat evakuasi di Lanal Tbk.

Hanya dalam hitungan detik, air laut sudah masuk setinggi lutut penumpang. Penumpang yang berada di urutan depan bagian bawah kapal mulai panik. "Saya lihat penumpang tidak sempat lagi ambil jaket (pelampung keselamatan), langsung berhamburan ke bagian belakang kapal," katanya.

Melihat kondisi itu, ketiga pria yang baru saling kenal itu tak mau terlihat panik bagi penumpang lainnya. Dia berusaha tenang dan mengimbau anak-anak dan ibu-ibu didahulukan. "Namun, sayangnya banyak keluarga yang saya lihat pasrah dan diam saja di bangkunya," ungkap Masdianto.

Sekitar lima menit insiden tabrakan terjadi, sekitar 100 penumpang lainnya sudah berada di atas kapal. Sebelumnya ada yang menyelamatkan diri dengan cara melompat melalui jendela yang dipecahkan, ada juga yang masih menunggu dan berharap bantuan segera datang.

"Saya lihat kapal perlahan sudah mulai tenggelam. Saya lihat tak ada satu pun orang yang mau melompat dari atas kapal. Lalu saya berinisiatif menjadi yang melompat pertama, dan untungnya diikuti penumpang lainnya," ujar Fariz.

Inisiatif Fariz patut diancungi jempol. Jika tidak segera melompat dan menjauh dari kapal, korban akan bertambah banyak karena penumpang akan terbawa arus kapal yang akan tenggelam.

"Kalau tidak melompat dan menjauh dari kapal yang sudah nyaris tenggelam itu, saya berpikir ini akan banyak makan korban. Sebab, penumpang pasti akan ikut terbawa arus ke dasar kapal kalau kapal tenggelam. Makanya saya inisiatif lompat paling awal," ungkapnya.

Setelah melompat, Fariz berenang sebisanya. Dalam hitungan 15 menit kemudian seluruh badan kapal menghilang ditelan lautan. Adegan dramatis masih terjadi ketika Fariz harus melihat bayi dan ibu-ibu muda sudah tak bernyawa satu per satu mengapung di depan matanya.

Tak berapa lama bantuan pun datang. Nelayan yang sedang berada di sekitar lokasi kejadian kemudian memberikan pertolongan kepada sejumlah korban. "Mohon sampaikan terima kasih saya kepada para nelayan yang paling berjasa membantu menyelamatkan kami," ujar Fariz dan Tomy lebih lanjut. (don)

SBY Akan Selesaikan Kasus Bibit Dan Chandra melalui Out Of Court Settlement


KRC, Jakarta
Presiden SBY mengatakan akan menyelesaikan kasus Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah melalui mekanisme out of court settlement (di luar pengadilan). Namun menurut ahli hukum, istilah out of court settlement ini tak dikenal dalam hukum pidana.

"Istilah itu nggak ada di hukum pidana. Itu adanya di keperdataan, maksudnya perdamaian antar pihak yang berseteru di luar jalur hukum yang ada," kata ahli hukum pidana dari UI, Rudi Satrio, saat dihubungi wartawan , Senin (23/11/2009).

Jika konsep itu mau diterapkan dalam menangani kasus Bibit-Chandra, menurut Rudi agak susah. Sebab posisi masing-masing lembaga yang terkait berbeda.

"Agak susah, karena masing-masing punya posisi berbeda. Polisi dan jaksa mengatakan salah, sementara KPK mengatakan tidak salah," kata Rudi.

Penyelesaian yang paling mungkin, kata Rudi, adalah melalui jalur penghentian perkara seperti dicantumkan dalam rekomendasi Tim 8. Untuk kasus Bibit, jalan terbaik adalah SP3, sedangkan untuk kasus Chandra yang sudah di pengadilan solusinya adalah SKPP.

"Mau tak mau kasus ini harus dihentikan menggunakan SP3 untuk kasus Bibit dan SKPP untuk Chandra," terang Rudi.

SP3 adalah Surat Perintah Penghentian Penyidikan. Mekanisme ini digunakan untuk menghentikan kasus yang masih ditangani Kepolisian. Sedangkan SKPP adalah Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan. Mekanisme ini digunakan untuk menghentikan kasus yang tengah ditangani Kejaksaan. (don)

Sabtu, November 21, 2009

Doa Anak Yatim Awali Terbang Perdana Sriwijaya Air Lines


Anak yatim piatu Niftahul huda saat makan bersama dengan para tamu undangan (eas)


District Manager Sriwijaya Air Malang M. Yusri Hansyah saat menyerahkan makanan untuk anak yatim piatu (eas)

District Manager Sriwijaya Air Malang M. Yusri Hansyah bersama Kadis Ops Lanud Abd Saleh Kol Pnb Eko Dono Indarto. SIP dan Komandan Wings Kol.Pnb Ismet yang juga Mantan Kadisops.(eas)

Para peserta undangan dari Dinas perhubungan Kab serta dari Sriwijaya Air Lines (eas)

KRC, Malang
- Doa bersama dengan anak yatim piatu Niftahul huda menandai dibukanya kembali Bandara Lanud Abd. Saleh. Setelah terhenti beberapa bulan untuk penerbangan komersial, terbang perdana penumpang penuh dengan jumlah 118 penumpang dengan tujuan Malang-Jakarta. “ Disampaikan District Manager Sriwijaya Air Malang M. Yusri Hansyah pada Koran Rakyat Minggu (22/11) kemarin.
Disampaikan Yusri, bahwa sudah menjadi tradisi di Sriwijaya Air Lines setiap tahun saat ulang tahun yang tepatnya 10 November kita lakukan dengan berdoa bersama dengan anak yatim piatu,begitu juga dengan pemberangkatan perdana kali ini dilakukan hal yang sama. Mengundang sekitar 14 anak yatim piatu dari panti asuhan sekitar bandara Abd Saleh.
Disinggung juga soal penumpang sudah tak ada masalah, karena kepercayaan masyarakat terhadap Sriwijaya Air Lines sudah cukup baik. Kami baru buka tiketing dua hari sudah banyak yang ngantri, apalagi hari Minggu,” tambahnya. .
Lebih jauh tentang jadwal penerbangan yang akan dilakukan oleh armadanya, Yusri mengungkapkan, khusus Minggu - penerbangan perdana ini - hanya satu kali penerbangan sedangkan berikutnya, melayani dua kali penerbangan pagi dan siang.
‘’Jadi, untuk penerbangan perdana, hanya dibuka satu kali flight saja. Selanjutnya, seperti biasa dilakukan dua kali sehari,’’ lanjut Yusri.
Slot time yang diajukan adalah rute Jakarta – Malang (CGK – MLG) pagi pukul 07.00 – 08.25, MLG – CGK (Malang – Jakarta) pagi pukul 08.55 – 10.20, CGK – MLG siang pukul 13.00 – 14.25, dan MLG – CGK siang pukul 14.55 – 16.20. Semua penerbangan tersebut menggunakan pesawat Boeing jenis 737-200 yang memiliki PCN 15-18.
Dasar dibukanya kembali Bandara Abd Saleh seperti disampaikan Kadis Ops Lanud Abd Saleh Kol Pnb Eko Dono Indarto. SIP berdasarkan . surat Dirjen Perhubungan Udara No AU/7583/DAU.1750/09 perihal pembukaan kembali Bandara Abd Saleh. Karenanya, Sriwijaya Airjadwal rute penerbangan.sedangkan semua maskapai akan mengikuti Sriwijaya air lines ‘’Kebetulan saja yang pertama adalah pihak Sriwijaya Air. untuk Batavia Air akan terbang mulai 26 November nanti, sedangkan Garuda tanggal 1 Desember. Selain Kadis Ops Abd Saleh juga hadir Komandan Wing Abdulrahman Saleh Kol.Pnb. Ismet yang juga mantan Kadis ops serta Dinas Perhubungan Kabupaten Malang dan Kota. (eas)

Kamis, November 19, 2009

Film Kiamat 2012 Dianggap Menyesatkan


KRC, Palembang
--Film tentang kiamat "2012" yang diproduksi perfilman Amerika Serikat dan kini diputar di Indonesia, banyak mengandung hal menyesatkan, kata Kasi Publikasi Dakwah Kanwil Departemen Agama Sumatra Selatan (Sumsel), Salni Fajar, di Palembang, Rabu.

Menurut dia, keyakinan tentang kapan akan datang hari kiamat itu, sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat mengetahuinya.

Bahkan utusan Allah SWT yang diturunkan ke bumi ini, tidak diberitahukan tentang datangnya waktu kiamat itu, kata dia lagi.

Dia menegaskan bahwa sesuai dengan ajaran Islam bahwa hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui kapan datang hari kiamat, seperti yang digambarkan dalam film tersebut.

Karena itu, dia berpendapat, film kiamat tersebut yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2012 dan kini menimbulkan heboh di masyarakat, seharusnya tidak layak untuk diputar di Indonesia dan daerah ini.

"Kalau dibiarkan, cerita dalam film itu dapat mempengaruhi keyakinan seseorang, sehingga masyarakat awam yang menontonnya bakal mempercayai hal tersebut. Padahal dalam ajaran agama yang demikian merupakan sesat," kata dia.

Salni menyatakan, walaupun hanya merupakan ramalan namun dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat akan buruk dan sangat besar.

Pihaknya berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat baik melalui mimbar masjid, media elektronik dan media cetak di daerah ini, agar umat Islam dan masyarakat tidak terpedaya dengan pemberitaan yang demikian.

"Kami juga memberitahukan kepada pemilik usaha pemutaran film layar lebar di sini untuk sebaiknya tidak memutar film tersebut," kata dia lagi.

Kanwil Depag Sumsel, berkaitan desakan untuk menolak dan pelarangan pemutaran film kiamat itu di daerah ini, telah mengirimkan surat kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, kepolisian dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama memberikan imbauan pelarangan pemutaran film tersebut.

Ia menegaskan, MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa menonton film tentang kiamat itu diharamkan, karena sangat membahayakan.

Maimuna (48), warga Kota Palembang, menyatakan sangat mendukung upaya pemerintah melarang pemutara film tersebut di daerah itu.

Menurut dia, tidak ada dampak positif yang dapat diambil dengan menonton film tersebut karena hanya akan mendorong orang menjadi kafir dan tidak lagi percaya dengan ajaran agama yang dianutnya.

Namun kenyataannya, pemutaran film itu di bioskop di Palembang juga dijubeli penonton yang sampai antre untuk bisa menyaksikan film kiamat tersebut.
(don)

Minggu, November 15, 2009

Hujan Lebat Sejumlah Ruas Jalan Macet


KRC, Jakarta
Sejumlah jalan yang tergenang air saat hujan lebat masih berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas. Pengemudi diharapkan waspada bila melintasi titik-titik genangan air karena kemacetan bisa terjadi sampai puluhan kilometer.
Petugas Traffic Management Center Polda Metro Jaya, Brigadir Dua David, mengatakan, dari dua kali hujan deras pekan lalu, tercatat sejumlah titik genangan yang kemudian menyebabkan kemacetan.
”Jalan yang tergenang kemarin masih berpotensi digenangi air bila hujan lebat datang lagi. Pengendara harus berhati-hati bila melintas di jalan yang biasa tergenang setelah hujan lebat,” ucap David, Minggu (15/11).
Titik genangan yang menimbulkan kemacetan parah pada pekan lalu antara lain di daerah Kebon Nanas dan di simpang empat Matraman.
”Pekan lalu, genangan air di Kebon Nanas ataupun simpang empat Matraman mencapai lebih dari 40 sentimeter,” tutur David.
Sejumlah titik genangan lain terdapat di Stasiun Tanjung Barat, muka RS Duren Sawit, muka Samsat Daan Mogot, tikungan tajam Fatmawati, sekitar Atrium Senen, Kramat Bunder, Gunung Sahari, Jalan Pangeran Jayakarta, muka markas Brimob di Kwitang, Medan Merdeka Timur, Jalan Agus Salim, perempatan Cempaka Mas, dan Jalan Perintis Kemerdekaan.
Bila terjadi genangan air di Kebon Nanas, kendaraan hanya bisa melintas satu jalur, yakni di jalur cepat sisi kanan karena genangan air di jalur ini relatif lebih rendah dibandingkan di jalur lain. Di jalur cepat sisi kanan, genangan air antara 10 dan 15 sentimeter. Adapun di jalur lambat, genangan air bisa mencapai 40 sentimeter.
Di perempatan Matraman, genangan air juga mencapai 50 sentimeter. ”Banyak mobil pribadi tidak berani lewat karena genangan terlalu tinggi. Kendaraan yang lewat juga harus pelan-pelan. Akibatnya, kendaraan yang menuju Matraman terjebak macet,” kata operator lalu lintas Polres Metro Jakarta Pusat, Bripka Suharyoko.
Akibat genangan air di Matraman, kemacetan kendaraan terjadi dari berbagai arah yang menuju perempatan Matraman, mulai dari Pramuka, Matraman, Salemba, Manggarai, Diponegoro, hingga Cikini.
Kemacetan yang parah, menurut Suharyoko, menyebabkan sejumlah kendaraan kehabisan bahan bakar dan mogok di tengah jalan. Selain itu, sejumlah lampu lalu lintas juga kerap tidak berfungsi ketika hujan. Kondisi ini memperparah kemacetan.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, sejumlah kecamatan di Provinsi DKI Jakarta berpotensi banjir ringan sepanjang November ini.
Dari data yang dirilis melalui situs resmi BMKG, kecamatan itu adalah Cengkareng, Taman Sari, Gambir, Grogol Petamburan, Kalideres, Kebon Jeruk, Tanah Abang, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Cilandak, Ciracas, Cipayung, Kramat Jati, Cakung, Makasar, Jatinegara, Tebet, Pulo Gadung, Menteng, Senen, Cempaka Putih, Kemayoran, Kelapa Gading, Sawah Besar, Pademangan, Koja, dan Tanjung Priok.
DKI Jakarta juga masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada awal musim hujan bulan ini. (don)

Jumat, November 13, 2009

Banyak Protes Jelang Team Delapan Laporan Sby


KRC, Jakarta
Menjelang dikeluarkannya rekomendasi akhir Tim Delapan, protes dan gunjingan terhadap kewenangan dan kinerja Tim terus bergulir, mulai dari menyatakan bahwa Tim terlalu berpihak pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mempersoalkan kewenangan Tim yang hanya mampu mengeluarkan rekomendasi yang tidak pro-yustisia, dan menyebutnya seperti macan ompong hingga menantang anggota Tim untuk berdebat soal penegakan hukum.

Menurut Syamsuddin Haris, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), semua protes dan tantangan itu salah alamat. Harusnya, semua itu ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Komisi III, Kejaksaan Agung, Kepolisian mestinya gugat Presiden kalau menggugat Tim Delapan. Itu semua salah alamat," katanya ketika dihubungi wartawan Jumat (13/11).

Menurut Syamsuddin, Tim dibentuk dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden SBY. Mandatnya pun diberikan oleh Presiden. Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang tidak berkenan terhadap kesimpulan dan rekomendasi Tim Delapan nantinya, berarti mereka juga tidak berkenan kepada kebijakan Presiden SBY. "Terutama respons Komisi III itu tidak relevan dan tidak bijaksana. Sebab, itu sama saja dengan menantang Presiden, mempersoalkan mandat Presiden kepada Tim Delapan. Mestinya dialamatkan pada Presiden," tegasnya.(don)

Rabu, November 11, 2009

Komnas Terima Pengaduan Kuasa hukum Antasari


KRC, Jakarta
Komisi Nasional (Komnas) HAM menerima pengaduan Antasari Azhar terkait dugaan adanya rekayasa dalam proses peradilan mantan Ketua KPK tersebut dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnain.

Kepada Komnas HAM dua kuasa hukum Antasari, Ari Yusuf Amir dan Hotma Sitompul melaporkan dugaan mengenai adanya rekayasa dalam peradilan Antasari. Dugaan rekayasa tersebut didasarkan atas kesaksian mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Wiliardi Wizard bahwa penahanan dan proses peradilan terhadap Antasari telah direncanakan sebelumnya.

Dalam persidangan Selasa kemarin, Wiliardi mengatakan bahwa ia mendapat "perintah" dari atasannya di Kepolisian saat disidik oleh penyidik Polri.

Laporan tersebut diterima oleh Komisioner Komnas HAM Sub Komisi Pemantauan dan Penyidikan Joni Nelson Simanjuntak, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (11/11). "Komnas HAM akan meminta klarifikasi kepada kepolisian, penyidiknya dalam perkara ini," kata Joni usai menerima laporan dua kuasa hukum tersebut.

Persoalan yang akan dimintai klarifikasi tersebut, kata Joni, antara lain adalah kondisi Wiliardi saat dilakukan penyidikan, apakah ia didampingi oleh kuasa hukum atau tidak. "Karena ini adalah dakwaan pasal 340 tentang pembunuhan berencana. Ada kewajiban bagi penyidik untuk menawarkan tentang pembelaan," ungkapnya.

Selanjutnya, menurut Joni, Komnas HAM akan mengklarifikasi apakah benar keterangan Wiliardi tersebut tidak dilampirkan dalam berkas yang disampaikan kepada penuntut umum. "Ketiga kami akan melakukan pemantauan terhadap proses atas kasus ini. Untuk menghindari adanya peradilan sesat," tegasnya.(don)

FPDIP Bentuk Team Independen Usut Kasus Century


KRC, JAKARTA
Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan, Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan, Pengambil kebijakan atas dikucurkannya dana triliunan untuk menalangi bangkrutnya Bank Century, harus turut diusut. Selama ini, proses hukum yang dilakukan Polri dan Kejaksaan Agung dinilai belum menyentuh para pengambil kebijakan.

Gayus dan Eva menyebutkan, setidaknya ada tiga pengambil kebijakan yang harus diusut yaitu Gubernur Bank Indonesia yang saat itu dijabat Boediono, Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati dan Sekretaris KSSK Raden Pardede.

"Gubernur BI adalah pengambil kebijakan di sentral keuangan negara dan kebijakan negara berkaitan dengan bank-bank, kemudian Menteri Keuangan. Sangatlah janggal mengambil keputusan pengucuran dana itu hingga pagi hari serta pemilik Bank Century yang menjadi penikmat kebijakan," kata Gayus, dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/11).

Nama Raden Pardede dilontarkan oleh Eva, karena dinilai turut bertanggungjawab atas pengambilan kebijakan tersebut. Menurut Gayus, pengusutan yang dilakukan selama ini tak menyentuh substansi masalah yaitu pengambil kebijakan. Ia mencontohkan, penanganan yang dilakukan Polri hanya mengusut money laundring -nya saja. "Ini tidak esensial," kata Gayus.

"Sedangkan kejaksaan katanya masih menunggu laporan BPK. BPK itu kan mengaudit lembaga keuangan tapi tidak berwenang untuk mengaudit kebijakan," tambah anggota Komisi III ini.

Angket Targetkan Bongkar Kasus Century

Fraksi PDI Perjuangan yang menginisiasi pengguliran hak angket kasus Century, menjanjikan konsisten melakukan pengawalan hingga tuntas. Eva mengatakan, pihaknya menargetkan bisa membongkar kasus agar tidak ada keraguan atas "gembos"nya pengusutan seperti yang terjadi pada hak angket lainnya.

"Kita tidak target orang, tapi membongkar kasus. Kalau ada korban (orang) yang kemudian terlibat, itu konsekuensi dari penegakan hukum. Ke depan, kami tidak ingin ada preseden yang mengesankan ada yang kebal hukum. Tetapi, kami menyadari, PDI Perjuangan tidak bisa sendiri untuk mengambil keputusan," kata Eva.

Oleh karena itu, fraksinya akan mengambil mekanisme menyampaikan secara terbuka perkembangan pengusutan yang telah dilakukan.(don)

Kamis, November 05, 2009

Kapolri Gamblang Jelaskan Tak Ada Rekayasa Penahanan Bibit-Chandra


KRC,Jakarta
Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menjamin bahwa tidak ada rekayasa dalam kasus penetapan tersangka dan penahanan pimpinan (nonaktif) KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

”Tak ada anggota saya yang melacurkan diri, mempermalukan institusi. Kami pertanggungjawabkan dunia dan akhirat. Tidak ada rekayasa di dalamnya,” ujar Kepala Polri dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Jakarta, Kamis (5/11) malam.

Rapat itu dipimpin Ketua Komisi III DPR Benny K Harman. Kepala Polri didampingi semua pimpinan Polri, antara lain Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Makbul Padmanagara dan Komjen Susno Duadji. Namun, ia tak menyebutkan jabatan Susno sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Susno disebutkan mundur sementara dari jabatannya untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan Tim Independen Klarifikasi Fakta dan Proses Hukum Kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah (Tim Delapan). Pemeriksaan itu akan dilakukan hari Jumat ini.

Bambang Hendarso menyatakan, jika selesai pemeriksaan di Tim Delapan tidak terbukti melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan sejumlah kalangan, terutama menerima dana Rp 10 miliar terkait aliran dana ke Bank Century, Susno akan dikembalikan pada posisinya. Susno dalam kesempatan itu kembali menegaskan, ia tak pernah menerima dana terkait Bank Century.

Siap dipecat

Bambang melanjutkan, kalau dalam penyidikan terkait pimpinan (nonaktif) KPK, Direktur Penyidikan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Yulviannus Mahar dan jajaran penyidik melakukan rekayasa, mereka siap dipecat.

Rapat itu berlangsung terbuka setelah semua fraksi menyetujuinya. Semula Bambang menyatakan ada hal dalam penyidikan yang tidak mungkin dibuka untuk umum sehingga meminta pertimbangan Dewan. Setelah disetujui, Kepala Polri membuka hasil penyidikan terkait kasus Bibit dan Chandra, bahkan meluas pada perkara yang terkait dengan Masaro dengan pemiliknya, yakni Anggoro Widjojo dan Anggodo Widjojo. Anggoro adalah tersangka korupsi proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Departemen Kehutanan.

Bambang menyebutkan, Polri memiliki bukti, keterangan, saksi, dan saksi ahli yang menguatkan adanya dugaan penyalahgunaan wewenang, penyuapan, dan pemerasan yang disangkakan kepada Bibit dan Chandra. Kedua unsur pimpinan (nonaktif) KPK itu diduga menyalahgunakan wewenang terkait pencegahan (larangan ke luar negeri) terhadap Anggoro serta pencegahan dan pencabutan pencegahan terhadap Direktur PT Era Giat Prima Djoko S Tjandra.

Tindakan Bibit dan Tjandra itu tak diketahui pimpinan KPK lain. Selain itu, langkah keduanya juga tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Atas penjelasan Kepala Polri itu, sejumlah anggota DPR bertepuk tangan. Bahkan, sejumlah anggota DPR secara terbuka menyatakan prihatin atas kondisi yang belakangan ini sedang dihadapi Polri. Mereka mendukung langkah Polri untuk mengusut dugaan tindak pidana yang dilakukan Bibit dan Chandra.

Bambang Soesatyo dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPR menyatakan tidak rela Polri diobok- obok. Polri harus diselamatkan dari kriminalisasi publik.

Dasrul Jabar dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD) mengaku tak dapat memahami mengapa penahanan Bibit dan Chandra menjadi masalah yang besar. Sebab, penahanan itu sudah sesuai prosedur.

Namun, Ruhut Sitompul dari F-PD minta Kepala Polri memberikan sanksi yang tegas kepada Susno dan penyidik lain jika kelak Bibit dan Chandra dibebaskan di persidangan. ”Saya senyum saja mendengar sumpah Pak Susno. Saya juga banyak terima SMS, Susno itu gombal,” katanya. Pernyataan itu diberikan setelah Susno menyatakan tak pernah menerima uang Rp 10 miliar terkait kasus Bank Century.

Menteri Kehutanan

Kepala Polri juga membeberkan bukti rekaman adanya mobil dari pimpinan KPK ke Belagio dan Pasar Festival Jakarta, yang disebut-sebut sebagai lokasi penyerahan dana dari Anggodo, lewat Ary Muladi kepada pimpinan KPK. Namun, Bambang tak menyebutkan apakah dalam mobil itu benar ada Bibit dan Chandra atau tidak.

Bambang memaparkan adanya aliran dana sebesar Rp 17 miliar, Rp 3,5 miliar, dan Rp 6 miliar pada yang disebutkannya sebagai ”Bapak itu”. Namun, dalam penguraian berikutnya, ternyata dana Rp 17 miliar, yang diduga dari PT Masaro itu, bukanlah untuk pimpinan KPK. Dana itu diserahkan pada pejabat berinisial MK, yang kini sudah tak menjabat lagi. MK disebutkan memiliki kedekatan dengan CH (Chandra Hamzah).

T Gayus Lumbuun, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP), memastikan apakah MK yang disebutkan Kepala Polri adalah mantan Menteri Kehutanan MS Kaban, seperti yang disebutkan Tim Delapan. Bambang menjawab tak ingin menyatakan nama MK itu karena terkait asas praduga tak bersalah. ”Tetapi, karena Tim sudah menyebutkannya, kami idem (sama),” katanya.

Nasir Djamil dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) sempat mempertanyakan keterangan Bambang, yang menyebutkan KPK hanya mencegah Anggoro. Padahal, ia adalah pemilik PT Masaro. Pimpinan perusahaan itu, termasuk Direktur Putronefo Prayugo, tidak dicegah.

Kepala Polri pun meluruskan pernyataannya. Ia mengakui Putronefo dicegah oleh KPK sejak 22 Agustus 2008 pula, bersama Anggoro, Anggono Widjojo (Presiden Direktur PT Masaro Radiokom), dan David Angkawijaya.



Penahanan Anggodo

Terkait keberadaan Anggodo, Kepala Polri memastikan, ia masih di Indonesia. Polri sudah memintanya tetap siap memberikan keterangan, kapan pun diminta, termasuk dari Tim Delapan. Namun, Anggodo tak bisa dicegah sebab tak ada alasan untuk menahan atau mencegahnya.

Secara terpisah, Kamis, Tim Delapan bertemu dengan Anggodo di kantor Dewan Pertimbangan Presiden. Namun, dalam pertemuan itu, anggota Tim, Hikmahanto Juwana, tidak ikut serta. Ia menyatakan mengundurkan diri dan sudah mengembalikan keputusan presiden.

Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution menyatakan, akan melihat penahanan Bibit dan Chandra. ”Sampai ini semakin mengerucut untuk kita bisa menilai ada kasusnya atau tidak. Atau, ada kasus yang diada-adakan saja. Jadi, bukan lagi ada bukti atau tidak dan wajar atau tidak barang bukti itu,” ujarnya.

Tim Delapan, Kamis, juga bertemu dengan KPK yang dipimpin Ketua sementara KPK Tumpak Hatorangan Panggabean maupun Bibit dan Chandra yang didampingi kuasa hukumnya.

”Nanti, kalau sudah gelar perkara Sabtu besok, kita harapkan tidak lagi simpang siur dan sudah ada tali temalinya,” kata Adnan Buyung. Terkait Susno dan Wakil Jaksa Agung AH Ritonga yang mundur, Tim menghargai sikap Kapolri dan Jaksa Agung.(don)

Berantas Mafia Peradilan 100 hari Program Sby


KRC, Jakarta
Kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian Negara RI dan Kejaksaan Agung dinilai bisa mencoreng nama baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kisruh ini tidak lagi sekadar masalah hukum, tetapi sudah menjadi masalah politik.

Hal itu disampaikan profesor politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsudin Haris; Ketua Komisi Hukum Nasional JE Sahetapy; dan guru besar kajian ilmu kepolisian Universitas Indonesia, Bambang Widodo Umar.

”Masalah ini tidak lagi masalah hukum karena fakta-faktanya sudah sangat terang benderang. Mestinya pada kesempatan pertama Presiden mencopot Jaksa Agung dan Kapolri. Ini bukan hanya soal tuntutan mundurnya Susno, Wisnu, dan Ritonga,” kata Syamsudin.

Sahetapy juga mengatakan hal senada. ”Fakta hukum dalam rekayasa kasus Bibit dan Chandra dan pelemahan KPK sudah merupakan hal yang tak bisa dibantah lagi,” katanya.

Menurut Syamsudin, Kejagung dan Polri adalah lembaga di bawah Presiden. ”Presiden menjadi kunci dari semua masalah ini. Kepolisian dan kejaksaan tak mungkin bertindak seperti sekarang jika ada komitmen yang sungguh-sungguh dari Presiden,” katanya.

Sahetapy mengatakan, nama Presiden dipertaruhkan dalam kisruh ini. ”Sejak awal saya sudah menyampaikan Presiden tak perlu membentuk Tim Independen. Semua sudah jelas, sekarang tinggal ketegasan sikap,” ucapnya.

Ambil alih

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Selestinus meminta KPK mengambil alih penanganan kasus Anggodo Widjojo dari Polri karena polisi dan kejaksaan dinilai tidak cukup memiliki legitimasi dan kredibilitas. Selain itu, KPK juga diminta mengusut keterlibatan Susno Duadji dan AH Ritonga.

Anggodo, Susno, dan Ritonga, lanjutnya, dapat disidik dalam sebuah perkara sendiri. Mereka dapat saja diduga berada dalam rangkaian upaya penggagalan penyidikan kasus korupsi KPK.

Sementara itu, Kepala Divisi Korupsi dan Peradilan Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Hasrul Halili mengkritisi sikap Polri yang enggan menetapkan Anggodo sebagai tersangka dengan alasan belum cukup bukti. Langkah itu mengundang kecurigaan. Polisi bersikap konservatif dalam menangani Anggodo, tetapi terkesan sangat progresif dalam menangani kasus Chandra dan Bibit. Ia menduga ada nilai strategis yang cukup signifikan sehingga Anggodo tidak ditetapkan sebagai tersangka.

Oleh karena itu, Hasrul meminta agar kasus ini tidak dilokalisasi hanya terkait rekaman pembicaraan telepon. Kasus itu dapat merembet ke mana-mana.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, lembaganya tengah mempertimbangkan untuk melakukan supervisi dan koordinasi terhadap penanganan kasus Anggodo. Kewenangan ini diatur dalam Undang-Undang No 31/1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. ”Kami tak bisa begitu saja masuk ke kasus yang tengah ditangani kepolisian. Yang bisa kami lakukan adalah memberi supervisi dan koordinasi,” katanya.

Febri Diansyah, peneliti hukum Indonesian Corruption Watch, mengatakan, KPK harus didorong untuk menangkap Anggodo dengan pasal percobaan penyuapan. ”Pasal 5 Ayat 1 jo Pasal 15 UU No 31/1999 jo UU No 20/2001 bisa digunakan KPK untuk menjerat Anggodo,” katanya.

Sementara hakim konstitusi Akil Mochtar menilai Presiden seharusnya secara resmi mengadukan pencatutan namanya oleh Anggodo ke kepolisian sehingga polisi punya cukup bukti untuk menahan Anggodo. ”Presiden dapat mengadukan Anggodo dengan sangkaan telah melakukan penipuan, perbuatan tidak menyenangkan, atau pencemaran nama baik,” kata Akil.

Berantas mafia

Presiden Yudhoyono menetapkan pemberantasan mafia hukum sebagai salah satu dari 15 program pilihan yang akan dilakukan pemerintah dalam 100 hari pertama pemerintahannya.

”Yang saya sebut dengan mafia berkaitan dengan hukum adalah mereka yang melakukan berbagai kegiatan yang merugikan, misalnya makelar kasus, suap-menyuap, pemerasan, jual-beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, pungutan-pungutan yang tidak semestinya, dan sebagainya. Di samping merusak rasa keadilan dan kepastian hukum, juga menimbulkan kerugian material bagi mereka yang menjadi korban dan mendatangkan keuntungan yang tidak halal, yang tidak legal, bagi mereka yang menjalankan kegiatan mafia itu,” ujar Presiden(don)

Sekitar 63 M Diselamatkan Akiibat Korupsi


KRC, Jakarta
Sepanjang tahun 2009, Kepolisian Republik Indonesia telah menyelamatkan kerugian negara akibat tindakan korupsi hampir Rp 63 miliar. Data tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri dalam rapat dengan Komisi III DPR yang dimulai sejak Kamis (5/11) malam dan berakhir Jumat (6/11) sekitar pukul 03.00 WIB.

"Kerugian negara yang diselamatkan total Rp 62.875.385.000," ujarnya. Kapolri mengatakan jumlah korupsi yg ditangani Kepolisian tahun 2009 dari Januari sampai Oktober sejumlah 243 kasus. Dari sekian banyak kasus, yang P21 alias memenuhi syarat untuk disidangkan sebanyak 53 kasus, sedangkan sisanya masih dalam proses penyidikan dan sudah penyidikan.

Ia melanjutkan sejak disahkannya UU Pengadilan Tipikor, banyak hal-hal yang bisa segera dilakukan Kepolisian dengan Kejaksaan. Tim tipikor Kepolisian akan segera melakukan proses-proses penyidikan kasus-kasus penting terutama kasus-kasus atensi yang mampu diselesaikan Polri dan Kejaksaan dengan masuknya tim tipikor.

"Peran Polri dan Kejaksaan, apalagi tiga-tiganya (bersama KPK) bersinergi memerangi korupsi, ke depan pemberantasan korupsi lebih optimal," ujar Kapolri.

Sebelumnya, dalam rapat dengan Komisi III, Kamis (5/11) pagi, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan KPK telah menyelamatkan keuangan negara sebanyak Rp 139 miliar dari 31 kasus korupsi sepanjang tahun 2009 yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Saat, ini KPK juga sedang menghadapi 55 kasus yang sedang diproses di pengadilan.(ayu)

Rabu, November 04, 2009

Bos Masaroh Kakak Beradik Sering Berprilaku Aneh & Dekat Banyak Pejabat

.


Anggodo Widjojo, serta Abdulhakim Ritonga yang sempat dialog dgan Yuliana Gunawan yang disadap KPK


KRC, Jakarta
DIALEK Suroboyoan sering muncul dalam rekaman perbincangan yang kemarin diputar di sidang Mahkamah Konstitusi. Maklum saja, sang tokoh kunci, Anggodo Widjojo, serta kakaknya Anggoro Widjojo, yang masih buron, adalah arek Suroboyo asli yang berkarir dan menjadi pengusaha sukses di kota Pahlawan itu.

Di kalangan pengusaha Surabaya, nama Anggodo dan Anggoro Widjojo tidak terlalu dikenal. Namun, jika disebutkan nama asli Tionghoanya, yakni Ang Tju Nek (Anggodo) dan Ang Tju Hong (Anggoro), hampir semua pengusaha senior mengenal mereka. Bahkan, mereka mengetahui dengan citra tertentu kepada duo adik kakak itu.

Di mata para pengusaha papan atas Surabaya, Ang Tju Nek dan Ang Tju Hong adalah pengusaha yang banyak berkecimpung di bisnis ilegal. Bahkan, seorang pengusaha yang cukup dekat dengan keduanya sejak kecil, mengatakan, mereka dikenal bengal sejak kecil dan remaja.

"Mereka sukanya berkelahi, terutama yang gemuk itu (Anggodo, Red)," ujar seorang pengusaha senior.

Jika di kalangan teman remajanya Anggodo dikenal sebagai anak muda yang suka main pukul, penampilan Anggoro kebalikannya. Pria yang terakhir menjadi bos PT Masaro Radiokom -perusahaan rekanan departemen dalam proyek sistem komunikasi terpadu serta Motorola, perusahaan IT terkemuka Amerika- itu dikenal sebagai pemuda yang cerdas dan tangkas. "Anggoro lebih kalem. Tapi, dari gerak matanya dia sebetulnya cerdas dan tangkas dalam bisnis," tambah sumber yang seorang pengusaha itu.

Bakat bisnis Anggodo dan Anggoro menurun dari papa mereka, Ang Gai Hwa. Sebagai perantau dari Tiong­hoa, Gai Hwa di kalangan pengusaha-pengusaha perintis industri di Surabaya dikenal supel dan suka bergaul. Gai Hwa bekerja sebagai penjual dinamo di kawasan Kalimati (kompleks Kembang Jepun Surabaya sekarang, Red) Surabaya. "Orangnya suka cerita, karena itu dia banyak teman dan relasi," jelasnya.

Selain meneruskan bisnis sang ayah, Anggodo dan Anggoro terus mengembangkan bisnis keluarga. Sayang, karena sifat bawaan keduanya, lahan bisnis baru yang dipilih sering menyerempet hal yang melanggar hukum. "Karena itu, mereka mulai dijauhi kolega-kolega. Padahal, kami menyayangkannya. Bagaimanapun, mereka saudara sekampung halaman di Tiongkok," ujar sumber itu.

Salah satu bisnis yang sempat mendatangkan penghasilan melimpah bagi Anggoro dan Anggodo adalah menjadi agen SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), judi yang dilegalkan pemerintah pada akhir 1980-an. "Apalagi mereka dekat dengan Roby Ketek (nama asli Rudy Sumampouw, pengusaha terkaya Surabaya 1980-an)," ungkapnya. Kongsi bos SDSB yang dekat dengann banyak pejabat pusat di Jakarta itu, Anggodo dan Anggoro mendapat keuntungan melimpah hingga mampu membeli kompleks perkantoran dan hiburan Studio East di ka­wasan Simpang Dukuh.

Namun, pada awal 1990-an, bisnis dua bersaudara itu memasuki masa suram. Sejak itu mereka tidak terdengar kiprahnya di jagat bisnis Surabaya. Kabar keduanya baru muncul 10 tahun kemudian, saat mereka mendirikan PT Masaro Radiokom, dan lebih mengejutkan lagi mereka sukses menjadi agen pemasaran Motorola, perusahaan telekomunikasi papan atas asal Amerika. Sejak itu mereka kembali sering muncul di pergaulan pengusaha Surabaya, meski sebatas acara gathering dan entertainment.

Namun, kelompok pengusaha senior Surabaya kembali kecewa saat mengetahui bahwa perilaku Anggodo dan Anggoro tidak berubah. "Ternyata, saat sukses lagi, muncul sombongnya," ujarnya. Bahkan, di kalangan penikmat dunia malam di Jakarta dan Surabaya, Anggoro dikenal sebagai pengusaha yang suka berfoya-foya. "Pernah dia mem-booking 30 cewek sekaligus dan masing-masing dikasih Rp 3 juta. Cerita ini begitu terkenal. Jika tidak percaya, cek di bar-bar terkemuka di Jakarta dan Surabaya," ujarnya. Anggodo pun hanya mengikuti kebiasaan sang kakak.

Minta Maaf ke SBY

Rekaman pembicaraan yang diduga rekayasa kasus Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Riyanto me­nyebut-nyebut RI-1 yang lazim di­­kenal sebagai presiden. Namun, Ang­godo buru-buru mengklarifikasi bahwa tidak ada pencatutan terhadap orang nomor satu di Indonesia."Saya minta maaf kepada Bapak Presiden. Tidak ada pencatutan terhadap Bapak Presiden," kata Anggodo seperti dikutip dari perbincangan di TVOne tadi ma­lam. Dia meminta maaf jika bebe­rapa hari terakhir presiden terganggu oleh rekaman tersebut.

Tidak hanya presiden, Anggodo juga meminta maaf kepada institusi kejaksaan. Sebab, dalam re­kaman ikut disebut nama Wakil Jaksa Agung Ab­dul Hakim Ri­tonga dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM Intel) Wisnu Subroto. "Dalam paparan ini jelas, tidak ada paparan terhadap Pak Ritonga," katanya.

Sementara kepada Wisnu, Anggodo mengaku kenal lebih dari sebagai teman. "Kepada Pak Wis­nu, yang selama ini saya anggap kakak dan memberikan advice," ujarnya.

Anggodo membantah meminta bantuan dalam rekayasa tersebut kepada pejabat kejaksaan, yakni Ritonga dan Wisnu. "Kalau saya pu­nya perkara, untuk apa lewat orang lain, saya menghadap sen­diri." (don)

Selasa, November 03, 2009

Heboh Rekaman KPK Vs Polri


KRC, jakarta
Komjen Pol Susno Duaji boleh dibilang sebagai salah seorang tokoh sentral dalam “perseteruan” antara polisi dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia adalah Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri. Dalam terminologi polisi Kabareskrim acap juga disebut Trunojoyo 3. Trunojoyo adalah nama jalan di mana Mabes Polri berada. Trunojoyo 1 merujuk pada Kapolri, sementara Trunojoyo 2 mengacu pada Wakapolri.

Susnolah yang pertamakali mencetuskan istilah “cicak” melawan “buaya”. Ia yang memimpin penyelidikan dan penyidikan dalam perkara pimpinan KPK (nonaktif) Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah yang berujung pada penahanan terhadap keduanya.

Kepala Polri Bambang Hendarso Danuri akhirnya menyatakan permintaan maaf secara terbuka di hadapan para pemimpin media massa, Senin (2/11). Menurut Bambang, “cicak” dan “buaya” adalah pernyataan oknum pejabat Polri dan bukan pernyataan institusi Polri.

“Saya sebagai Kepala Polri meminta maaf atas pernyataan itu," tegas Bambang. Ia menegaskan, akan ada langkah konkret yang akan diambil terhadap Susno.

Nama Susno berulangkali juga disebut dalam percakapan telepon Anggodo dan sejumlah orang.

Pada 22 Juli terjadi percakapan antara Anggodo dan mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Wisnu Baroto.

"Nanti malam saya rencananya ngajak si Edi (Edi Sumarsono) sama Ari (Ari Muladi) ketemu Truno 3 (Kabareskrim Komjen Susno Duadji)," kata Anggodo kepada Wisnu.

Pada 30 Juli 2009, Anggodo kembali menghubungi Wisnu.

Anggodo : Pak tadi jadi ketemu.
Wisnu : Udah, akhirnya Kosasih (pengacara) yang tahu persis teknis di sana. Suruh dikompromikan di sana. Kosasih juga sudah ketemu Pak Susno. Dia juga ketemu Pak Susno lagi dengan si Edi. Yang penting kalau dia tidak mengaku susah kita. Yang saya penting, dia menyatakan waktu itu supaya membayar Chandra atas perintah Antasari.
Anggodo : Nah itu. Wong waktu di malam si itu dipeluk anu tak nanya, kok situ bisa ngomong. Si Ari dipeluk karena teriak-teriak, dipeluk sama Chandra itu kejadian.
Wisnu : Bohong, nggak ada kejadian, kamuflase saja.

.....................

Anggodo : Susno itu dari awal berangkat sama saya ke Singapura, itu dia sudah tau Toni itu saya, sudah ngerti Pak. Yang penting dia enggak usah masalahin Susno itu kan urusan penyidik Pak. Yang penting dia ngakuin itu bahwa dia yang merintahken untuk nyogok Chandra, itu aja.
Wisnu : Sekarang begini, dia perintah kan udah Ari denger, you denger kan sudah selesai. Dia gak ngaku kan sal.. ga anu..gitu aja
Anggodo : Tapi kalo dia gak ngebantu kita Pak, terjerumus. Dia benci sama Susno
Wisnu : Biarin aja. Tapi nyatanya dia ngomong dipanggil Susno
Anggodo : Dipanggil cuma ditanyain aja, dipancing Susno
Wisnu : Saya sudah ingatken jangan nanti kena sasaran enggak, masuk penjara semua. Udah tak gitu-gituin juga

Dalam percakapan lain dengan seorang lelaki yang tidak diketahui identitasnya, Anggodo berucap dengan nada gembira soal kemenangan.

Anggodo : Ternyata Truno 3 komitmennya tinggi sama saya
Lelaki : O, gitu bos yo
Anggodo : Lho, kan wis mlebu bos (Lho, kan sudah masuk bos)
Lelaki : Iyo toh
Anggodo : Gak dilebokno tapi wis TSK, saiki nonaktif. Tapi gak gathuk koncone kene situk. (Gak dimasukkan, tapi sudah jadi tersangka. Sekarang nonaktif. Tapi, teman kita satu kena.)
Lelaki : OC
Anggodo : Dudu, Bibit. (Bukan, Bibit)
Lelaki : O, iku ternyata kene. (O, itu ternyata (teman) kita)
Anggodo : Lek iku kan jek kancane kene bos, tapi nek situk chandra sesuk dilebokno malah tak pateni neng njero. (Lha, itu kan temen sebenernya temen kita sendiri Bos, tapi kalau besok Chandra yang dimasukin malah saya bunuh di dalam)(don)

Jumat, Oktober 30, 2009

Tak Ada Yang Kebal Hukum SBY Serahkan Kasus Pejabat KPK Sesui Prosedur Hukum



KRC, jakarta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (30/10) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, akhirnya memberikan keterangan resmi terkait penetapan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, sebagai tahanan Mabes Polri.

Di antara beberapa poin yang disampaikan, Presiden menerangkan, dirinya menolak disebut peragu dalam kasus KPK versus Polri. Beberapa pihak memang meminta SBY segera bertindak atas kasus tersebut.

"Ada yang bilang SBY ragu-ragu. Saya katakan, tidak. Saya harus menjaga aturan main sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Ini berlaku bagi semuanya, mulai dari pembantu saya di kabinet, kader Partai Demokrat, hingga saudara dan kerabat dekat saya. Saya ingin adil. Yang penting penyidik melakukan tugasnya dengan benar dan profesional," kata SBY.

Presiden juga menolak disebut-sebut melakukan pembiaran terhadap kasus ini. Menurutnya, gesekan terkait kewenangan antarlembaga negara bukan kewenangan Presiden untuk menengahinya.

Namun, SBY mengatakan, dirinya pernah mempertemukan pucuk pimpinan KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung untuk duduk bersama agar gesekan antarlembaga tidak terjadi. Selain itu, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini juga telah menerima masing-masing pimpinan lembaga penegakan hukum secara terpisah. Melalui kesempatan tersebut, Presiden kembali menegaskan bahwa pemberantasan korupsi tetap menjadi agenda pemerintahannya selama lima tahun mendatang.

"Jika di negeri ini ada upaya untuk membubarkan KPK, saya akan berdiri di depan untuk melawan upaya itu. Justru dalam lima tahun ke depan, pemberantasan korupsi harus lebih gigih. KPK punya peran yang sangat penting," ujarnya. SBY berharap masyarakat berhati-hati menggunakan kata kriminalisasi.

"Kriminalisasi itu terjadi ketika anggota KPK melakukan pelanggaran, tetapi malah institusi KPK yang dinyatakan bersalah dan diminta dibubarkan," tegas SBY.(don)

Kamis, Oktober 22, 2009

Para Menteri Harus Pentingkan Bangsa & Negara Lepas Atribut Golongan Atau Kelompok


KRC, Jakarta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para menteri, anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai politik, kelompok, atau golongan.

Presiden mengemukakan hal itu seusai melantik 34 menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/10). Dalam periode kedua pemerintahan Yudhoyono ini, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono, sebanyak 19 dari 34 menteri berasal dari partai politik.

Di antara mereka bahkan ada ketua umum parpol, yaitu Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali yang menjadi Menteri Agama.

”Dari mana pun Saudara berasal, termasuk dari partai politik mana pun, saya berharap letakkanlah kepentingan pemerintah, bangsa, dan negara di atas kepentingan partai politik, kelompok, ataupun golongan. Jangan dibalik,” ujar Yudhoyono.

Presiden juga mengingatkan, pemerintah menganut sistem kabinet presidensial. Karena itu, dalam hubungan kerja pemerintahan, loyalitas dan pertanggungjawaban anggota kabinet harus diberikan kepada Presiden. ”Presiden adalah nakhoda. Loyalitas dan garis pertanggungjawaban Saudara adalah kepada Presiden, bukan kepada pemimpin partai politik,” ujarnya.

Terkait perangkapan jabatan anggota kabinet dan pengurus parpol, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, Presiden masih melihat dan mengevaluasi laporan setiap departemen yang dipimpin menteri dari parpol itu.

Konflik kepentingan

Secara terpisah, pengamat politik Sukardi Rinakit mengemukakan, menteri yang masih duduk di jabatan formal partai politik bisa lebih mengemukakan kepentingan parpol daripada kepentingan departemen, bangsa, atau negara, apalagi saat-saat menjelang pemilu. ”Departemen yang dia pimpin bisa menjadi perpanjangan tangan parpol,” katanya.

Cendekiawan Azyumardi Azra menegaskan, apabila jabatan pada partai dan posisi sebagai menteri masih dipegang bersamaan, akan timbul konflik kepentingan. ”Hal ini kemudian berpotensi memengaruhi keutuhan kabinet,” kata mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu.

Azyumardi mengkhawatirkan menteri yang juga pemimpin parpol akan menegur kader partainya di legislatif yang menentang kebijakan pemerintah. Akibatnya, anggota DPR tak maksimal menjalankan fungsi pengawasan, legislasi, dan penganggaran. ”Prinsip pengawasan dan keseimbangan kekuasaan dalam berdemokrasi pun pada akhirnya terancam mati,” katanya.

Menteri yang masih memegang jabatannya di partai, misalnya sebagai ketua umum, ujar peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, adalah kejadian yang menyedihkan. Ia berharap ada perundang-undangan yang mengatur pemimpin partai tidak boleh menjadi pejabat publik.

Tidak dilarang

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang juga Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN), menyatakan, hingga saat ini Presiden tidak melarang adanya rangkap jabatan antara menteri dan jabatan parpol.

”Tadi juga disampaikan oleh Presiden, yang paling penting adalah yang bersangkutan tahu di mana loyalitasnya, dengan tempat di mana dia harus berkonsentrasi bekerja penuh untuk kepentingan bangsa dan negara selama menjabat dan bertugas sebagai menteri, juga sebagai anggota parpol,” katanya.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar, yang juga Ketua DPP PAN, menambahkan, ”Selama tidak ada larangan, kami akan tetap menjalankan perangkapan jabatan itu, tetapi yang jelas kami mengutamakan kepentingan bangsa.”

Muhaimin menandaskan pula, ”Saya jalan terus. Hanya pendelegasian tugas saja yang harus diatur. Ketua umum tetap dijalankan. Jadi, boleh saja sampai Muktamar PKB tahun 2013.”

Pendapat yang sama diutarakan Suryadharma. ”Betul, hingga kini saya masih merangkap. Saya jadi Ketua Umum PPP, kan, setelah menjadi menteri,” paparnya.

Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Lembaga Swadaya Masyarakat DPP Partai Golkar Fadel Muhammad, yang dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, mengatakan, ia dapat tetap bekerja di kabinet tanpa harus melepaskan jabatan di parpol. ”Selama tidak mengganggu kerja di kabinet sih enggak apa-apa,” ujarnya.

Meski demikian, Fadel mengaku akan membicarakan masalah kepengurusannya di partai itu dengan Presiden Yudhoyono maupun dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan DPP Golkar. Ia mengakui, tetap terdapat kemungkinan suatu ketika terjadi gesekan atau potensi konflik antara kepentingan partai dan pemerintah.

”Mudah-mudahan tidak terjadi. Tetapi, itu bisa saja, pada saat seperti itu kami akan berusaha mendamaikan, mencari kompromi agar tidak terjadi konflik antara pemerintah dan partai,” ujarnya.

Fadel menambahkan, di bawah kepemimpinan Aburizal saat ini, Golkar akan lebih sejalan dengan pemerintah.

Harus melepaskan

Sejauh ini baru Partai Demokrat dan PKS yang sepakat dengan pengaturan rangkap jabatan menteri dan parpol. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, yang merangkap juga Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP Partai Demokrat, mengakui partainya memiliki aturan tidak tertulis yang disepakati bersama tentang hal itu. ”Kami akan mengacu pada aturan yang dimaksud, yaitu harus melepas. Aturan itu memang tidak tertulis,” katanya.

Selain enam pengurus Partai Demokrat yang kini menjadi menteri, Presiden Yudhoyono kini menjabat ketua dewan pembina partai yang didirikannya itu pula.

Tifatul Sembiring lebih tegas lagi mengatakan, agar tidak terjadi perbenturan kepentingan, parpol mewajibkan pelepasan rangkap jabatan pengurus partai dengan jabatan publik. Di PKS, jika ada pengurus partai yang terpilih menjadi pejabat publik, jabatan di parpol itu harus dilepaskan.

”Dengan demikian, seperti saya, Anis Matta yang kini menjadi Wakil Ketua DPR, Suharna Surapranata (Menteri Negara Riset dan Teknologi), dan Suswono yang menjadi Menteri Pertanian, harus mengundurkan diri,” ujar Tifatul. (don)

Rabu, Oktober 21, 2009

Wajah Baru & lama Kabinet Sby-Budiono





KRC, Jakarta
— Inilah 34 menteri yang masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu II yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Rabu (21/10) malam, terdiri atas 20 menteri departemen, 10 menteri negara, dan 4 menteri koordinator. Kamis ini mereka akan dilantik langsung oleh Presiden.


Menteri-menteri Koordinator:

1. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan: Marsekal TNI Purn Djoko Suyanto
2. Menteri Koordinator Perekonomian: Hatta Rajasa
3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat: Agung Laksono
4. Menteri Sekretaris Negara: Sudi Silalahi

Menteri-menteri Departemen:

5. Menteri Dalam Negeri: Gamawan Fauzi
6. Menteri Luar Negeri: Marty Natalegawa
7. Menteri Pertahanan: Purnomo Yusgiantoro
8. Menteri Hukum dan HAM: Patrialis Akbar
9. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Darwin Zahedy Saleh
11. Menteri Perindustrian: MS Hidayat
12. Menteri Perdagangan: Mari Elka Pangestu
13. Menteri Pertanian: Suswono
14. Menteri Kehutanan: Zulkifli Hasan
15. Menteri Perhubungan: Freddy Numberi
16. Menteri Kelautan dan Perikanan: Fadel Muhammad
17. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Muhaimin Iskandar
18. Menteri Pekerjaan Umum: Djoko Kirmanto
19. Menteri Kesehatan: Endang Rahayu Sedyaningsih
20. Menteri Pendidikan Nasional: M Nuh
21. Menteri Sosial: Salim Assegaf Aljufrie
22. Menteri Agama: Suryadharma Ali
23. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: Jero Wacik
24. Menteri Komunikasi dan Informatika: Tifatul Sembiring

Menteri-menteri Negara:

25. Menteri Negara Riset dan Teknologi: Suharna Surapranata
26. Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM: Syarifudin Hasan
27. Menteri Negara Lingkungan Hidup: Gusti Moh Hatta
28. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Agum Gumelar
29. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: EE Mangindaan
29. Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal: Helmy Faisal Zaini
31. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Armida Alisjahbana
32. Menteri Negara BUMN: Mustafa Abubakar
33. Menteri Negara Perumahan Rakyat: Suharso Manoarfa
34. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga: Andi Mallarangeng

SBY Berjanji Sejahterakan Rakyat dan Berantas Korupsi



KRC, Jakarta
menyampaikan pidato sete¬lah pelantikannya kemarin di ruang si¬dang paripurna MPR, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menga¬wali dengan menyampaikan rasa terima kasih kepada pendampingnya dalam periode sebelum¬nya, Jusuf Kalla (JK), dan para menteri yang telah memban¬tu. SBY mengata¬kan, JK telah memberi bangsa dan negara pengabdian yang mem¬banggakan. ''Pe¬ngabdiannya akan ter¬catat abadi dalam sejarah perjalanan bangsa,'' katanya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, me¬nurut SBY, adalah prestasi yang mem¬banggakan. Menurut dia, peran In¬donesia di dunia internasional semakin kuat. Indonesia sendiri disebut remarkable Indonesia karena kemampuannya ber¬tahan dalam krisis global. ''Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi no¬mor tiga di dunia,'' katanya.

Meski demikian, SBY berharap agar In¬donesia mewaspadai resesi yang masih ber¬langsung di dunia luar. Sebab, perda¬gangan dan investasi belum sepenuhnya pulih seperti sedia kala.

Sementara harga minyak dan komiditas yang lain masih fluktua¬tif dan bisa mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. ''Karena itu, meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai tampak, kita tetap harus memperkuat ekonomi sambil meminimalisir akibat dan krisis dunia,'' katanya.

SBY mengingatkan, kemampuan Indonesia bertahan dari resesi global adalah prestasi tersendiri. Namun, biasanya, kata SBY, prestasi selalu diikuti tantangan baru. Tapi, SBY percaya bahwa se¬mua tantangan itu, meski belum tahu akan seperti apa, bisa diatasi dan ditangani bersama-sama.

Stabilitas politik juga menjadi modal penting Indonesia. Tahun ini, kata SBY, rakyat telah menentukan pilihannya dalam pemilu yang berlangsung damai dan demokratis. ''Ini adalah yang ketiga kita mampu menggelar pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,'' katanya.

Soal menang atau kalah, kata SBY, adalah hal biasa. Dalam de¬mokrasi, semua orang adalah pemenang. ''Kalau demokrasi menang, rakyat menang dan Indonesia menang,'' katanya.

Secara khusus, SBY menyampaikan rasa hormatnya kepada pa¬ra rival dalam pilpres. ''Saya ingin menyampaikan rasa hormat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, Bapak Prabowo Subianto, Bapak Jusuf Kalla, dan Bapak Wiranto atas partisipasi aktif dan kegigihan beliau dalam pemilu,'' kata SBY.

SBY mengajak semua kompo¬nen bangsa untuk bersatu kembali membangun bangsa. ''Dengan semangat baru dan kebersamaan, mari kita menghadapi lima tahun ke depan dengan optimisme dan percaya diri,'' tuturnya.

Dalam mengemban mandat rakyat untuk lima tahun ke depan, SBY sudah mempersiapkan program untuk seratus hari pertama, satu tahun, dan lima tahun. Esensi dari program lima tahun itu, kata dia, adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat demokrasi, dan keadilan.

SBY juga menyatakan komitmennya terhadap sistem demokrasi. Menurut dia, Indonesia sedang membangun demokrasi yang beradab. Yakni, demokrasi yang mem¬berikan ruang kebebasan hak politik untuk rakyat tanpa mengesampingkan stabilitas.

SBY juga berjanji akan terus menyejahterakan rakyat dan memberantas korupsi. ''Ke depan dengan semangat Indonesia kita bisa menjaga ekonomi Indonsia de¬ngan good governance, pemberan¬tasan korupsi, dan pengurangan kemiskinan untuk meningkatkan kesejahteraan,'' katanya.

Mengenai hubungan dengan du¬nia internasional, Indonesia akan tetap mengusung asas bebas dan aktif. Tidak menjadi musuh dari negara mana pun atau menjadikan negara lain sebagai musuh.(cc)

Minggu, Oktober 18, 2009

Gerbong Mutasi Besar-Besaran Digulirkan Mabes Polri Susno Duaji Tetap Bertengger



KRC ,JAKARTA –
Mutasi besar –besaran di jajaran Mabes Polri kembali digulirkan Sejumlah Kapolda maupun pejabat strategis Mabes Pol¬ri berganti posisi. Tetapi, dalam mu¬tasi kali ini, Kabareskrim Kom¬jen Pol Susno Duadji tetap berta¬han alias tak bergeser.

''Mutasi ini rutin dalam rangka penyegaran personel,'' ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak dalam keterangannya kemarin (18/10).

Mutasi tersebut didasarkan telegram rahasia (TR) Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri bernomor TR/547/X/2009, TR / 557/X/2009, dan TR/ 567/X/2009 tertanggal 17 Oktober 2009. Mutasi atau penggantian itu dilakukan atas beberapa Kapolda serta pejabat di jajaran Mabes Polri maupun polda.

Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Bachrul Alam dimutasi menjadi staf ahli Kapolri bidang sosial ekonomi. Penggantinya Brigjen Pratiknyo yang se¬belumnya menjabat wakil kepala Badan Intel¬kam Mabes Polri. Kapolda Lampung Brigjen Pol Ferial Manaf menempati pos baru wakil kepala Ba¬dan Intelkam Polri. Posisinya akan digantikan oleh Direktur Ekonomi Khusus (Direksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Edmon Ilyas.

Perpindahan posisi Edmon cukup menarik karena saat ini sebetulnya dia memimpin penyidikan kasus Bank Century. Jabatan yang ditinggalkan Edmon diisi Wakil Direktur Tipikor Bareskrim Kombes Raja Erizman. ''Sekali lagi, tidak ada yang istimewa dari mutasi ini. Itu rutin saja,'' tegas Sulistyo.

Kapolda Papua Irjen Bagus Ekodanto dimutasi menjadi Pati Mabes Polri dalam rangka memasuki pensiun. Bagus digantikan Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto. Bekto, yang juga mantan Kadensus 88 Mabes Polri, diperkirakan membuat Papua lebih kondusif. Sebab, Bekto dikenal punya pendekatan yang tegas dan tanpa pandang bulu.

Selanjutnya, Kapolda Sumsel Irjen Sisno Adiwinoto dimutasi menjadi staf ahli Kapolri. Penggan¬tinya Irjen Hasyim Irianto. Posisi Kapolda Sulut yang ditinggalkan Bekto akan diisi Brigjen Pol Her¬tian A.Y., yang sebelumnya menjabat direktur D Badan Intelkam Polri. Posisi Wakapolda Sulut ju¬ga diisi muka baru, yakni Kombespol Carlo Brix Te¬wu yang sebelumnya menjadi direktur I Kamtra¬nas Bareskrim Mabes Polri.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya juga berganti. Pejabat lamanya, Kombes M. Iriawan, dipromosikan menjadi wakil direktur Keamanan Trans Nasional Bareskrim Mabes Polri. Iriawan adalah ''komandan'' penyidikan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, yang melibatkan Antasari Azhar. Promosinya ke Mabes Polri menjadi hadiah karena dia dianggap berhasil.

Ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam, Iriawan mengaku belum tahu soal promosinya. ''Saya belum terima salinan SK-nya. Pokoknya, di mana pun saya siap,'' katanya. Selanjutnya, Direskrimum Polda Metro akan dijabat Kombes Idham Azis, yang saat ini menjabat Kapolres Jakarta Barat.

Jabatan Kabid Humas Polda Metro Jaya juga berganti. Kombes Chrysnanda Dwi Laksana diangkat menjadi direktur Lalu Lintas Polda Riau. Kombes Boy Rafli, yang sebelumnya Kapoltabes Padang, menjadi penggantinya.

Chrysnandha menyatakan siap bertugas di tempat baru. ''Terima kasih atas kerja samanya selama ini,'' katanya saat dihubungi wartawan tadi malam.

Pengamat kepolisian Neta Sanusi Pane menilai mutasi Polri kali ini tak terlalu istimewa. ''Beberapa malah ada yang janggal,'' kata direktur Indonesian Police Watch (IPW) itu.

Dia mencontohkan Kapolda Jatim yang sebetulnya dinilai berprestasi baik malah dimutasi menjadi staf ahli. ''Untuk jabatan staf ahli itu, memang ada dua kemungkinan. Akan promosi lagi atau justru jadi pati (perwira tinggi) terus,'' tuturnya.

Begitu pula promosi Edmon Ilyas sebagai Kapolda Lampung dinilai janggal. ''Seharusnya tuntaskan dulu kasus-kasus Century, baru bisa bergeser. Ini tentu jadi pertanyaan publik,'' kata penulis buku Reformasi Kepolisian itu.

Sebaliknya, Susno Duadji yang kini disorot jus¬tru tidak termasuk pejabat yang dimutasi. Pa¬dahal, KPK melaporkan bahwa Susno menemui Anggoro Widjojo di Singapura. Anggoro adalah Dirut PT Masaro Radiokom yang menjadi buron setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan korupsi proyek SKRT (sistem komunikasi radio terpadu). (don)

Rabu, Oktober 14, 2009

Teka-Teki Kabinet SBY Partai Rioval tak Ajukan Menteri


KRC, Jakarta
Teka-teki apakah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah mengajukan daftar calon menteri terkuak sudah. Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, partai rival utamanya pada Pemilu Presiden 2009, hingga Rabu (14/10) malam ini tidak mengajukan daftar calon menteri.

"Saya menghargai sikap pimpinan PDI-P untuk tidak berkoalisi. Ini pilihan politik," ujar SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor. Sebelumnya, beredar kabar bahwa beberapa kader terbaik PDI-P, seperti Sekjen PDI-P Pramono Anung dan Ketua DPP Puan Maharani, dicalonkan menjadi calon menteri.

Terkait pencalonan Ketua Deperpu PDI-P Taufiq Kiemas sebagai Ketua MPR yang didukung oleh Partai Demokrat, SBY menegaskan, "Memang ada kesepakatan antara PDI-P dan Partai Demokrat untuk menjalin kerja sama di MPR. Tapi sampai di situ saja, tidak di DPR dan Parlemen."

Selain PDI-P, lanjut SBY, partai lainnya yang memutuskan tidak bergabung adalah Partai Hanura dan Gerindra. Sementara itu, pasca-Munas Partai Golkar, Ketua Umum terpilih Aburizal "Ical" Bakrie, kata SBY, telah menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Partai Demokrat di pemerintahan.

"Tetapi tentu ada aturan yang saya bangun sendiri agar ada keadilan," imbuh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Dengan demikian, lanjut SBY, ada enam partai politik besar yang bergabung dengan Partai Demokrat, yaitu, PKB, PPP, PKS, PAN, Partai Demokrat, dan Golkar.(don)

Sby Siapkan Kabinet Baru dan Beri Apresiasi Yang Lengser



KRC, Cikeas
Sebuah acara perpisahan anggota Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 dijadwalkan digelar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana pada Jumat (16/10) besok. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi terhadap para menteri yang telah membantu presiden menjalankan roda pemerintahan selama lima tahun "Saya akan undang para menteri yang saat ini bertugas maupun yang pernah bertugas," ujar SBY di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Rabu (14/10) malam.

SBY, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengatakan, sebagian anggota KIB I akan kembali bertugas sebagai menteri di periode pemerintahan 2009-2014. Namun, mantan Menko Polkam pada era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri tersebut enggan merinci menteri-menteri tersebut.

Berdasarkan kabar yang beredar di lapangan, sejumlah menteri yang diperkirakan bertugas kembali adalah Sri Mulyani Indrawati, Hatta Rajasa, Purnomo Yusgiantoro, Mari Elka Pangestu, dan lainnya.

Sementara itu, terkait biaya pemeriksaan kesehatan seluruh calon menteri di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Presiden menegaskan, hal ini dianggarkan dari lembaga kepresidenan. Tes kesehatan ini akan berlangsung pada tanggal 18-19 Oktober mendatang. Tidak hanya fisik, para calon menteri ini pun akan menjalani pemeriksaan jiwa. Menurut SBY, standar pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan kesehatan para calon presiden-calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2009(don)

Dibongkar kiriman 981 Butir Ekstasi di Mall

KRC MALANG–
Direktorat Narkoba Polda Jatim, Selasa malam lalu berhasil menggagalkan pengiriman narkoba jenis ekstasi di Plaza Araya, Malang . Sedikitnya 981 butir ekstasi disita polisi dari tersangka, sebelum berhasil diedarkan untuk konsumen di kawasan Malang Raya.
AKBP Firmansyah Kasat 1 Dirkoba Polda Jatim, membenarkan pengungkapan kasus tersebut. Menurutnya, selain barang bukti polisi juga mengamankan Sulistiyo, 42 tahun warga Jalan Kauman, Kecamatan Karang Ploso, yang dicurigai sebagai kurir penjualan ekstasi.
‘’Tersangka dan barang bukti kini kami amankan di Polda Jatim. Karena jumlahnya cukup banyak, kami akan terus lakukan pengembangan. Kemungkinan Sulistiyo adalah anggota jaringan penjualan narkoba di Jatim,’’ papar Firmansyah Rabu siang kemarin.
Dia menambahkan, penangkapan bermula dari informasi masyarakat yang menyebutkan ada barang mencurigakan dikirim ke Malang melalui seorang kurir. Dari situ, polisi langsung mencari keberadaan Sulistiyo yang Selasa sore lalu tengah berada di Plaza Araya. Saat itu, tersangka tengah mengambil ekstasi pesanan salah satu purel rumah hiburan di Mojokerto. Begitu ditangkap, petugas sempat ragu juga. Pasalnya, dari tangan tersangka hanya ditemukan dua bungkus kacang camilan.
‘’Tetapi, setelah kami periksa secara teliti ternyata dalam dua bungkus kacang itu terdapat 981 pil ekstasi warna pink berlogo hati. Satu bungkus kacang dioplos dengan 500 butir, dan satu bungkus lainnya dioplos 481 butir,’’ papar Firmansyah.
Dari informasi awal, lanjutnya, Sulistiyo ternyata adalah kurir freelance yang hanya bekerja jika ada pesanan saja. Setiap kali ada pesanan, tersangka mendaat keuntungan Rp 500 ribu. ‘’Kalau ada tamu yang memesan, tersangka mencarikan barang, tapi dia mengaku tidak tahu bila yang diambil adalah ekstasi,’’ ujarnya.
Tentang barang bukti berupa 981 butir ekstasi, Sulistyo mengaku mendapat order via SMS dari seseorang yang diketahui bernama MA. Dari hasil penyelidikan, diketahui MA, adalah narapidana yang sedang mendekam di LP Pamekasan Madura. Diperkirakan, barang bukti tersebut ada kaitannya dengan jaringan narkoba Jakarta dan Palembang. (dd)

Senin, September 07, 2009

Pengungsi Korban Gempa Kurang Dapat Perhatian


.
KRC, CIANJUR, -
Pengungsi akibat gempa bumi di Kecamatan Sindang Barang, Cianjur tepatnya di Alun-alun Desa Saganten, kurang mendapatkan perhatian. Pasalnya hingga saat ini ratusan pengungsi terpaksa tidur di bawah tenda darurat yang dibangun di tengah-tengah sawah yang dinilai aman.

Sebagian besar pengungsi membangun tenda darurat dari terpal yang biasa mereka pakai untuk menjemur padi ketika panen tiba. Masing-masing tenda diisi satu keluarga. "Miris sekali ketika kita membangun 10 tenda di Saganten, ternyata masih banyak pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat," kata Sekretaris PMI Cianjur, Heri, Senin (7/9).

Bahkan hingga saat ini, baru bantuan dari PMI Cianjur yang masuk ke lokasi tersebut karena fokus bantuan masih ke Kecamatan Cibinong, Desa Pamoyanan, dan Cikangkareng.

Tercatat 453 Kepala Keluarga terdiri atas 1629 jiwa, mengungsi ke Saganten karena rumah mereka rusak berat dan roboh diguncang gempa.

Selain mengirim tambahan tenda sebanyak 40 buah jenis doum, PMI Cianjur juga meyalurkan bantuan dari berbagai pihak yang masuk ke PMI Cianjur. Seperti, makanan bayi, biskuit bayi, , mie instan dan selimut, 1 tanki air bersih yang berisi 1000 liter.

"Pengungsi saat ini sangat membutuhkan pengobatan karena sudah banyak yang sakit baik saluran pernapasan atau demam," terang Heri.

Sementara itu, seorang pengungsi asal Desa Kertasari, Gunawan(38) membenarkan hal tersebut, karena saat ini masih banyak pengungsi asal desanya yang terpaksa tidur di tengah sawah.

Bahkan puluhan pria hanya tidur beratapkan langit dan berselimut kain sarung karena minimnya tenda yang dibangun. "Jangankan bantuan makanan, sahur dan berbuka kami hanya makan mi rebus dan nasi bantuan dari PMI," katanya.

Banyak pengungsi saat ini, ungkapnya, yang menggalami sakit, baik orang tua dan balita karena angin malam dan tidur berdesak-desakan di dalam tenda darurat.(dn)

Minggu, April 26, 2009

Jusuf Kalla Rencana Temui Prabowo


KRC, JAKARTA -
Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan, pertemuannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto merupakan tahap awal ke arah jalinan koalisi di antara kedua parpol.

“Pembicaraan ini tahap awal. Kami akan melanjutkan lagi dengan hubungan yang lebih baik. Kami akan membangun kebersamaan, termasuk bagaimana membangun koalisi yang baik,” kata Kalla dalam keterangan pers seusai selama 45 menit menerima Prabowo dan jajaran Partai Gerindra di Posko II Partai Golkar, Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Minggu (26/4).

Ditanya tentang arah koalisi Kalla sebagai capres dan Prabowo sebagai wakilnya, Kalla menyatakan hal tersebut belum menjadi agenda pembicaraan. Hal senada disampaikan juga oleh Prabowo. “Saya kira, dari saya demikian juga begitu,” katanya.

Menurut mantan Danjen Kopassus ini, Gerindra dan Golkar menemukan banyak persamaan untuk membangun koalisi. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat, keduanya akan berbicara lebih intensif untuk mencari persamaan yang spesifik. (jj)

Jumat, April 24, 2009

Rakernas Moncong Putih Undang Prabowo & Wiranto

KRC,JAKARTA -
PDI Perjuangan dijadwalkan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V, Sabtu ( 25/4 ) ini, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan, seperti rakernas sebelumnya, rakernas kali ini akan melakukan evaluasi atas capaian partai.



"Rakernas besok (hari ini) melakukan evaluasi seperti rakernas PDI Perjuangan yang berjalan sebelumnya," kata Mega, Jumat ( 24/4 ) malam, seusai mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.



Mega tak menjawab tegas saat ditanya kemungkinan rakernas yang dihadiri pengurus daerah PDI Perjuangan seluruh Indonesia ini, akan mengambil keputusan mengenai kepastian pencapresan Mega ataupun cawapres yang akan mendampinginya.



"Waktu kampanye, semua bilang maunya capres, sangat sulit dapat cawapres. Doakan saja di Indonesia, akan terwujud, siapa capres dan cawapres," ujarnya.



Rakernas PDI Perjuangan, juga mengundang pimpinan partai yang selama ini diketahui melakukan penjajakan koalisi dengan partai berlambang banteng moncong putih itu, di antaranya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.(ayu)

Pertemuan Mega-JK Belum Ada Titik Temu


KRC, JAKARTA — Pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla belum mengerucut pada satu keputusan untuk berkoalisi. Posisi kedua partai yang secara prinsip berbeda diakui Mega menjadi kendala.

"Seperti diketahui, selama 5 tahun terakhir PDI-P konsisten menempatkan diri sebagai partai oposisi. Sedangkan Golkar berada di barisan pemerintahan. Ada kendala, kami dari partai yang secara prinsip punya posisi yang berbeda," kata Mega dalam jumpa pers seusai pertemuan dengan Jusuf Kalla di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jumat (24/4) malam.

Baik Mega maupun Jusuf Kalla juga belum bisa menjawab secara tegas mengenai kemungkinan kedua partai akan berkoalisi. Kalla mengatakan, apa yang dilakukan saat ini masih dalam tahap pembicaraan awal. "Nanti pada waktunya akan mencapai kesimpulan," katanya.

"Pembicaraan tadi mengarah (koalisi), tapi untuk berkoalisi ada proses lebih lanjut. Perlu perincian, maka akan diadakan pertemuan-pertemuan lagi," lanjutnya.

Pembahasan selanjutnya akan dilakukan oleh tim kecil yang akan dibentuk masing-masing partai.(don)

Kamis, April 23, 2009

Hampir Pasti Golkar Buat Blog Baru



KRC,Jakarta -
Hingga pukul 13.50 WIB, Kamis (23/4/2009), Rapimnassus Partai Golkar masih berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Golkar akan memutuskan arah koalisi, apakah membuat blok baru atau bergabung dengan blok lain. Dari hitung-hitungan perolehan suara, blok baru Golkar masih sangat terbuka lebar.

"Suara untuk membangun blok baru sangat bisa dilakukan. Sebab, bila kita gabung ke blok lain, cukup rumit, harus ada tawar menawar untuk capres dan cawapres. Sementara kita menginginkan JK maju sebagai capres," kata salah seorang pengurus DPD Golkar asal Sulawesi kepada detikcom.

Seperti apa peluang Golkar dalam membangun blok baru? Dari catatan detikcom, hingga saat ini, baru blok Partai Demokrat atau blok SBY yang sudah aman untuk mengusung capres 2009. Bila tak ada parpol lain yang digaet Demokrat untuk koalisi pilpres 2009, maka blok Demokrat sudah mengumpulkan sekitar 43,87%. Jumlah suara yang jauh melebihi syarat 25% suara sah nasional untuk bisa mengusung capres.

Jumlah suara 43,87% ini berasal dari Demokrat 20,6%, PAN 6,25%, PKS 8,15%, PKB 5,11%, PBB 1,87%, PDS 1,16%, dan PPPII 0,73%. Semua parpol tersebut sudah pasti bergabung ke Demokrat, kecuali PAN. Namun, dengan dukungan Amien Rais, PAN dipastikan memang akan bergabung ke Demokrat.

Sedangkan blok II yang sedang dibangun PDIP masih belum aman. Hingga saat ini, PDIP belum membuat kesepakatan secara resmi dengan parpol-parpol lain dalam upaya koalisi. Namun, dari berbagai pertemuan yang dilakukan PDIP yang mengarah pada koalisi strategis, blok PDIP saat ini diperkirakan sudah mendapatkan 18,37%.

Jumlah suara 18,37% ini berasal dari PDIP 14,06% dan Gerindra 4,30%. Dengan jumlah suara ini, PDIP masih harus bekerja keras untuk menggalang dan melobi parpol lain untuk bergabung sehingga bisa mendapatkan dukungan di atas 25% suara sah nasional.

Dengan peta ini, maka sebenarnya Golkar memang masih sangat terbuka untuk membentuk blok baru. Bila saja Golkar bisa menggaet PPP dan Hanura, maka partai berlambang pohon beringin ini sudah bisa mengumpulkan 23,35% suara. Hanya perlu sedikit tambahan suara lagi untuk mencapai 25%.

Meski secara matematis pembuatan blok baru bagi Golkar masih terbuka, namun para pimpinan Partai Golkar tetap menghitung faktor di luar itu. "Untuk apa membuat blok baru, kalau kita gak yakin menang. Lebih baik ya kita gabung dengan blok lain, agar lebih kuat," kata salah seorang politisi Golkar lainnya.

Namun, bila bergabung ke blok PDIP, Golkar juga akan menemui pilihan sulit. "Kalau Golkar mengajukan capres, tentu akan berhadapan dengan Megawati. Paling bisa kita mendapat posisi wapres. Tapi, saya dengar kemarin PDIP sudah menduetkan Mega-Prabowo," ujar dia.

Bila memang PDIP sudah menduetkan Mega dan Prabowo, maka Golkar tidak akan mendapatkan apa-apa. Karena itu, kata dia, dalam Rapimnassus berkembang suara yang menginginkan Golkar membuat blok baru. "Saya kira kita akan lebih mudah mendekati PPP dan Hanura dan parpol-parpol kecil," ujar dia.

Hingga saat ini, hanya PPP yang masih bisa sangat leluasa bergerak untuk menentukan blok. Selain itu, parpol-parpol kecil yang bila digabungkan bisa mengantongi 12,68% suara juga masih belum menentukan sikap.

Bila ada tiga blok dalam Pilpres nanti, dipastikan kekuatan blok Demokrat menjadi terbesar. Namun, bila hanya ada dua blok, bisa jadi kekuatan suaranya akan berimbang, dengan catatan Golkar, PPP dan Hanura masuk ke dalam blok Megawati.