Rabu, Januari 02, 2008

Mengenang Wanita Politikus Benazir Bhutto

Koran Rakyat, Pakistan
Para rekan Benazir Bhutto semasa kuliah di Universitas Oxford, Inggris, mengingat mantan perdana menteri (PM) Pakistan itu sebagai mahasiswi `berapi-api dan menyenangkan`.Benazir bangkit di dunia politik setelah ayahnya digulingkan dari jabatan PM Pakistan.Benazir selalu menjadi sosok terkenal di universitas tersebut. Ia pernah dipilih sebagai ketua masyarakat debat Oxford Union --jabatan bagi perempuan Asia pertama yang meraih jabatan itu--, hingga menarik perhatian media di seluruh dunia.Dia disebut-sebut menyelenggarakan beberapa pesta-pesta terbaik di universitas itu, selain mengendarai mobil sport MG berwarna kuning.Benazir belajar politik, filsafat, dan ilmu ekonomi, di Lady Margaret Hall sejak 1973 dan kemudian menjadi anggota kehormatan sekolah itu.Margaret Hall didirikan pada 1878 dan menjadi pelopor pendidikan perempuan di Oxford.Benazir menggambarkan tahun-tahunnya di universitas itu sebagai yang terbaik dalam hidupnya, dan dia dilaporkan pernah menyebut dirinya berperahu di Sungai Cherwell serta piknik di Blenheim Palace, rumah leluhur mantan PM Inggris, Winston Churchill.Alan Duncan, juru bicara Partai Konservatif Inggris, telah mengenal Benazir selama 31 tahun dan pernah menjadi manajer kampanye Benazir untuk jabatan presiden Oxford Union pada 1976.Persahabatan mereka berlanjut setelah lulus dari universitas itu, bahkan keduanya saling berkirim e-mail hanya beberapa hari sebelum Benazir dibunuh.Saat itu, Duncan mengirim e-mail yang menyebut dirinya berikrar akan mengunjungi Pakistan untuk menyaksikan Benazir diambil sumpahnya sebagai PM. "Dia `berapi-api` dan menyenangkan, seorang sosok yang sangat dominan," tutur Duncan, sebagaimana dilansir dari AFP."Dia sebelumnya di (universitas) Harvard, jadi dia sedikit lebih tua dibanding kami. Namun, dia luar biasa gigih."Teman Benazir lainnya, Victoria Schofield, seorang penulis, sebagaimana dikutip Independent pada awal 2007, mengatakan bahwa Benazir bukanlah sosok yang terlupakan di universitas tersebut."Dia biasa keluar untuk bergaul; dia punya banyak teman, dan pada tahun-tahun selanjutnya, persahabatan itulah yang selalu dia ingat, karena masa itu adalah sangat menyenangkan baginya," kata Schofield.Rektor Lady Margaret Hall, Doktor Frances Lannon, mengatakan Benazir sangat terkenal sebagai mahasiswa cerdas yang punya banyak kawan (saat kuliah).Duncan mengatakan, ayah Benazir, Zulfiqar Ali Bhutto, digulingkan dari pemerintahan Pakistan hanya beberapa hari setelah Benazir terpilih sebagai ketua pada perkumpulan bergengsi Oxford Union itu.Pembunuhan Benazir telah menyebabkan gelombang protes di universitas itu dengan mahasiswa dan akademikus sebagai pesertanya. "Selama dia menjadi ketua, berbagai kampanye dan pertemuan di selenggarakan seluruh Oxford," kata Duncan.Duncan juga mengatakan, peristiwa hukuman gantung Zulfiqar Ali Bhutto pada 1979 oleh rezim militer Jenderal Zia-ul Haq, merupakan pendorong Benazir untuk memasuki politik secara sungguh-sungguh.Teman lainnya di Oxford, Tariq Ali, seorang penulis, menyuarakan pandangannya lewat Guardian, "Dia bukan seorang politikus alami, dia selalu ingin menjadi seorang diplomat, tetapi sejarah dan tragedi yang dia alami secara pribadi, mendorongnya ke arah yang berlainan. Kematian sang bapaklah yang mengubahnya." [EL, Ant]

Tidak ada komentar: