Senin, Desember 31, 2007

Bupati Datang Korban Banjir Teriak Lapar

Korban Banjir Teriaki
Bupati, Teriak "Pak Lapar... Pak Lapar..."


Koran Rakyat,BOJONEGORO –
Permukaan air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro mulai turun sejak Minggu (30/12) dini hari. Namun, genangan air di wilayah Kota Bojonegoro hingga tadi malam malah terus meninggi. Akibatnya, Kota Bojonegoro semakin terisolasi. Berdasar data di Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, pukul 18.00 tadi malam, ketinggian air Sungai Bengawan Solo pada papan duga di Kecamatan Kota Bojonegoro menunjuk angka 16.15 peilschaal (satuan catatan duga permukaan air).Ketinggian air di papan duga Karangnongko, Ngraho, juga menunjukkan penurunan cukup drastis. Yakni, dari 31.24 pada pukul 01.00 ke 30.05 pada pukul 18.00 kemarin. "Namun, ketinggian air bisa naik lagi. Sebab, di Solo dan Sragen (daerah hulu Sungai Bengawan Solo, Red) masih terjadi hujan," jelas Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Pudjo Guntoro.Sebagaimana diberitakan, banjir di Bojonegoro dipicu oleh jebolnya tanggul yang selama ini melindungi wilayah perkotaan dari banjir pada Sabtu (29/12). Tanggul itu sengaja dijebol oleh beberapa warga dengan alasan agar genangan air di wilayah sekitarnya bisa surut. Namun, tindakan ceroboh tersebut justru menyebabkan seluruh wilayah perkotaan tergenang air.Surutnya permukaan air Bengawan Solo, yang menjadi sumber malapetaka banjir di Ngawi, Tuban, dan Bojonegoro, tersebut tidak menyurutkan genangan banjir di permukiman warga. Radar Bojonegoro (Grup Jawa Pos) melaporkan, sejak Minggu (30/12) pagi, seluruh akses menuju Kabupaten Bojonegoro terputus. Ketinggian air di beberapa tempat terus meningkat dari semula hanya selutut terus naik hingga seleher orang dewasa. Selain jalan raya, Terminal Rajekwesi terendam, sehingga seluruh kendaraan tidak bisa memasuki wilayah Bojonegoro. Kendaraan dari arah Surabaya yang melewati Babat pun tidak bisa masuk terminal dan harus berhenti di Kali Anyar. Jalur Bojonegoro-Nganjuk juga nyaris putus. Jalan alternatif sepanjang 4 kilometer yang melewati Jl H.O.S. Cokraminoto-Pacul dan Jl W. Monginsidi di Sukorepo terendam air setinggi dada orang dewasa. Demikian pula jalur Bojonegoro-Nganjuk yang melewati Ngumpak Dalem-Tanjung Harjo-Wedi-Kali Anyar. Jalur itu pun nyaris putus karena air sudah menggenangi jalan raya.Kini tinggal beberapa instansi vital di Kota Bojonegoro yang tidak terkena banjir. Di antaranya gedung olahraga (GOR) dan lembaga pemasyarakatan. Sementara Kantor Pemkab, Kantor DPRD, dan RSUD Bojonegoro yang semula bebas dari banjir kemarin menyusul terendam air. Bupati Bojonegoro M. Santoso tak dapat bekerja maksimal dengan kondisi kota yang terendam. Saat mendapat permintaan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk mengamankan sekitar lokasi pendaratan helikopter, dia kesulitan meminta bantuan dari polres. Petugas tak bisa bergerak cepat karena kawasan alun-alun kota yang dijadikan tempat mendarat tergenang air. Sementara alat transportasi perahu juga terbatas.Koordinasi semakin sulit dengan terganggunya sinyal ponsel dari Telkomsel. Hal itu menyebabkan sebagian warga tak dapat berkomunikasi melalui ponsel. Sementara itu, pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke wilayah Bojonegoro mulai habis. Beberapa SPBU tak lagi menjual bensin. Mereka tinggal menyisakan solar. Akibatnya, harga premium langsung melonjak. Harga bensin di penjual eceran naik drastis dari Rp 5.000 per liter menjadi Rp 7.000 - Rp 10.000. Penderitaan warga Kota Bojonegoro akibat putusnya akses transportasi dan komunikasi semakin lengkap dengan adanya pemadaman aliran listrik total (blackout) di wilayah kota mulai Minggu (30/12) pukul 05.45. Rumah dan berbagai instansi vital pemerintahan tidak lagi teraliri listrik. Kondisi itu mengakibatkan seluruh kegiatan, baik pemerintahan maupun kegiatan lain di kota, tidak berjalan maksimal. Sebagian pelayanan vital akhirnya menggunakan tenaga genset. Humas PLN APJ Bojonegoro Syukur Ridwan belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi, handphone-nya tidak aktif. Namun, menurut Ali, petugas jaga gangguan PLN APJ Bojonegoro, pemadaman akan dilakukan sampai banjir surut. "Kapan jelasnya tunggu banjir surut. Saat ini hanya sekitar alun-alun yang masih teraliri listrik," katanya tadi malam. Saat berita ini diturunkan, kondisi Kota Bojonegoro gelap gulita Semakin terbatasnya fasilitas itu membuat aktivitas perekonomian lumpuh. Hampir semua toko, termasuk stan-stan di Pasar Kota Bojonegoro memilih tutup. Kalau ada yang buka, toko itu langsung diserbu warga sehingga barangnya terjual habis. Harga sejumlah bahan pangan juga naik hingga lebih dari 100 persen. Misalnya, tempe berukuran 20 cm yang biasanya Rp 1.500 menjadi Rp 4.000, kangkung dari Rp 500 menjadi Rp 1.500. Ikan pindang, yang biasanya Rp 1.000 menjadi Rp 3.000.Upaya membantu warga terus berlangsung kemarin. Tim SAR bersama tim Satkorlak Kabupaten dan personel TNI serta puluhan sukarelawan bekerja keras menyelamatkan puluhan ribu masyarakat di 117 desa di 14 kecamatan yang terkepung banjir satu hingga dua meter.Berbagai bantuan untuk para korban terus berdatangan. Selain dari Basarnas, ada bantuan dari TNI-AL melalui Brigif 1 Marinir Pasmar 1 Surabaya. Juga, bantuan posko kesehatan dari menteri kesehatan, Departemen Sosial, Pemkab Lamongan, Universitas Airlangga, Ikatan Alumni ITS, serta dari Pemprov Jatim. Namun, evakuasi korban serta pendistribusian bantuan belum maksimal. Masih banyak korban yang terjebak.Sepanjang hari kemarin (30/12), dua helikopter jenis Bolco dan Bell dari Basarnas melakukan distribusi logistik kepada para korban banjir. Wartawan koran ini mengikuti proses distribusi dengan menjatuhkan mi instan dari udara kepada para korban banjir yang daerahnya masih terisolasi.Dari udara terlihat banyak masyarakat terjebak banjir yang bertahan hidup di atap rumah. Mereka mengungsi dengan barang-barang seadanya. Ada juga yang mengungsi dengan sapi dan kambing yang diikat di sekitar tenda-tenda mereka. Bahkan, yang mengungsi di GOR membawa puluhan ayam. Desa-desa yang parah adalah Desa Trucuk, Kasiman, Padangan, Balen, Kalitidu, Malo, Purwosari, Turi, Sumengko, dan Burno.Ketika dropping makanan dilakukan, warga di sejumlah desa tersebut melambaikan tangan di atas atap rumah. Dengan terbang rendah di atas rumah warga tersebut, tim SAR melempar mi itu. Ada yang jatuh tepat di atap rumah, ada juga yang jatuh di air. Warga juga berebut mi tersebut. Setelah mendapatkan bantuan, mereka melambaikan tangan sebagai rasa terima kasih. Di darat, sejumlah anggota Basarnas dibantu TNI Angkatan Laut mengevakuasi korban yang masih terjebak banjir, baik di dalam maupun luar kota. Mereka kemudian dikumpulkan di beberapa titik pengungsian.Kepala Basarnas Laksamana Muda Bambang Karnoyudho kepada wartawan koran ini menjelaskan, saat ini operasi Basarnas dipusatkan di Bojonegoro. "Meski demikian, kami juga melakukan operasi di beberapa wilayah bencana, seperti di Ponorogo, Madiun, dan Ngawi," ujarnya.Selain penyaluran bantuan, evakuasi para warga terhambat karena hanya terdapat 36 perahu karet untuk seluruh wilayah Bojonegoro. Warga yang tidak bisa terevakuasi dengan perahu karet, akhirnya, terpaksa berjalan kaki atau menggunakan perahu yang dirakit dari batang pisang.Terbatasnya bantuan bagi para pengungsi korban banjir mengakibatkan kericuhan saat pembagian bantuan. Para pengungsi di Bunderan Taman Jetak berebut mi instan yang dibagikan. Bahkan, ratusan pengungsi mendatangi Pendapa Bupati Bojonegoro dan berteriak, "Pak Lapar...Pak Lapar". Di Desa Kabalan dan Sarangan, pengungsi terpaksa memakan mi instan mentah karena seluruh peralatan masak terendam. Selain di Bunderan Taman Jetak, titik pengungsian berada di Masjid At Taqwa, Jl Teuku Umar, Bojonegoro. Juga di sepanjang jalur Bojonegoro-Cepu, mulai Jetak hingga Padangan, yang tidak tergenang air dan di pinggir-pinggir rel yang bebas dari genangan air.Ngawi Berangsur PulihSetelah tiga hari terendam banjir, aktivitas warga Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berangsur pulih kemarin. Roda perekonomian mulai menggeliat setelah akses jalan ke kota berangsur lepas dari genangan air sejak Sabtu (29/12) petang. Bantuan dan pasokan bahan kebutuhan masyarakat pun dapat didistribusikan karena kendaraan berat bisa masuk ke kota. Koran Rakyat Online Madiun melaporkan, sejumlah SPBU di pusat kota mulai beroperasi kembali setelah dua hari kehabisan BBM. Demikian juga toko-toko dan supermarket mulai menerima pasokan barang. Dagangan mereka langsung diserbu warga. Misalnya beras, mi instan, ikan kaleng, telur, serta sejumlah minuman dalam kemasan. Fasilitas yang belum berfungsi normal adalah penyaluran air bersih dari PDAM. Air yang keluar masih kotor. Sementara itu, hampir seluruh posko pengungsi kosong karena warga kembali ke rumah masing-masing. Sejumlah pengungsi di posko Kecamatan Geneng dan Tambakromo diantarkan pulang ke rumah dengan truk TNI-AD. "Mereka diantar ke asalnya, yakni Desa Gunting, Kasreman, Pojok, Kersikan, dan 14 desa lain di Kecamatan Kwadungan," kata Hadi Sutrisno, Kabag Ekonomi Pemkab Ngawi yang kemarin berada di Posko Bencana Geneng.Aktivitas warga bersih-bersih rumah pun menjadi pemandangan hampir di setiap sudut kota. Warga membersihkan furnitur, kasur, pakaian, kendaraan, serta benda-benda yang dapat diselamatkan dari banjir. Bengkel-bengkel motor pun mulai diserbu warga yang mesin kendaraannya terganggu akibat terendam air. (ayu/jpnn)

Tidak ada komentar: